Ribuan kasus positif virus corona (Covid-19) per Sabtu (5/2), semakin menunjukkan bahwa Indonesia belum dapat dikategorikan aman. Sejumlah daerah pun terjangkau Omicron dan gelaran internasional juga terdampak.
DKI Jakarta bersama Jawa Barat dan Banten dalam beberapa waktu terakhir menyumbang kasus terbanyak. Berikut rangkuman lengkap mengenai kondisi Covid-19 pada hari ini.
Kasus positif Covid-19 pada hari ini bertambah sebanyak 33.729. Angka itu menjadikan total kasus positif Covid-19 di Indonesia mencapai 4.480.423 orang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari jumlah itu, terdapat 4.172.458 orang yang dinyatakan sembuh. Pasien yang sembuh dari infeksi Covid-19 hari ini bertambah 10.471 dari hari sebelumnya.
Sementara ada tambahan 44 pasien yang meninggal dunia pada hari ini, membuat total keseluruhan angka kematian di Indonesia mencapai 144.497.
Satgas Penanganan Covid-19 mencatat DKI Jakarta kembali menyumbangkan kasus paling banyak dibandingkan daerah lainnya dengan 12.774 kasus. Rinciannya terdiri dari 12.421 kasus transmisi lokal dan 353 kasus Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN).
Kasus harian tersebut lebih sedikit dibandingkan dengan hari kemarin yang mencapai 13.378 kasus.
Tingkat keterisian atau Bed Occupancy Rate (BOR) di Jakarta sudah berada di angka 63 persen. Dinas Kesehatan DKI Jakarta memutuskan untuk menyiapkan tambahan 11.500 unit tempat tidur.
Sementara itu, Jawa Barat berada di urutan berikutnya penyumbang kasus harian terbanyak dengan 8.053 kasus. Terdiri dari 8.025 kasus transmisi lokal dan 28 kasus PPLN.
Kemudian Banten dengan 4.992 kasus yang terdiri dari 4.885 kasus transmisi lokal dan 107 kasus PPLN.
Mantan Direktur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Asia Tenggara, Tjandra Yoga Aditama, mengatakan kasus kematian saat ini melonjak 10 kali lipat lebih dibandingkan dengan kasus kematian pada 4 Januari lalu saat ada 3 kasus kematian.
![]() |
Tjandra berujar peningkatan itu memang lebih rendah jika dibandingkan dengan tren peningkatan kasus positif.
"Tetapi kejadian wafat amat menyedihkan dan tidak dapat tergantikan, jadi akan baik kalau dilakukan analisis mendalam setidaknya dari dua aspek," kata Tjandra dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (5/2).
Aspek pertama, kata Tjandra, sejauh ini data yang dikeluarkan pemerintah kasus kematian terkait varian omicron sebanyak lima orang. Karena itu perlu diketahui lonjakan kasus kematian kemarin dipicu oleh varian apa.
Aspek kedua adalah analisis teknis yakni audit penyebab kematian, misalnya sejak 16 Desember 2021 di mana kasus Omicron pertama dilaporkan.
Sementara itu, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi, mengungkapkan komorbid menjadi alasan lonjakan kasus kematian Covid-19 dalam beberapa waktu terakhir.
Menurut Nadia, banyak dari pasien positif Covid-19 memiliki penyakit turunan (komorbid) yang menyebabkan angka kematian naik drastis. Komorbid yang dimaksud meliputi hipertensi hingga diabetes.
"Ini (kematian) karena komorbid penyebabnya karena banyak yang positif termasuk juga yang komorbid. Jadi, biasanya karena komorbidnya yang tidak terkontrol dengan baik seperti hipertensi dan diabetes," kata dia, Sabtu (5/2).