Fajrian (9) mengumandangkan azan magrib melalui speaker tua di musala daerah Wanasari, Kabupaten Bekasi. Sementara Aziz (9) duduk bersila menunggu di belakangnya. Tanpa kehadiran orang dewasa, keduanya lantas menggelar sajadah sejajar dan salat sendiri-sendiri.
Musala itu sepi sejak guru mengaji mereka, Muhammad Fikry (20) ditangkap polisi 28 Juli tahun lalu. Fikry dituduh melakukan begal hingga menjadi tersangka dan sekarang menjadi terdakwa selama menjalani sidang di Pengadilan Negeri Cikarang.
Tak ada imam salat, tak ada guru ngaji, musala itu nyaris terbengkalai. Beberapa mushaf Al Quran dan buku Iqro menumpuk di rak. Semuanya berdebu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setengah tahun sejak Fikry ditangkap, murid ngajinya masih diliputi kesedihan. Siti (12) sudah mencapai juz 19 sejak mulai belajar membaca Al Quran dengan Fikry dua tahun lalu.
Setiap petang, anak-anak berkumpul di musala berbentuk panggung dari kayu itu. Biasanya, mereka menunggu Fikry memimpin salat magrib berjamaah sembari bermain.
Setelah salat, anak-anak duduk bersila, mengaji Al Quran dan Iqro secara bergantian dan disimak Fikry.
"Biasanya (Fikry) ngajar habis salat magrib jadi kita baris nanti dia yang ngajarin dari maghrib sampai isya, kadang sampe jam 9," kata Siti saat ditemui CNNIndonesia.com di musala itu.
Menurut Putri, Fikry adalah satu-satunya guru ngaji di musala tersebut. Beberapa remaja lainnya hanya sesekali mengajar ngaji.
"Sedih pasti sedih. Soalnya kan guru ngaji satu-satunya. Kalau enggak ada dia kita ngaji sama siapa?" ujar Putri.
Namun, kini jadwal mengaji Siti tak tentu. Ia hanya datang ke musala sewaktu-waktu untuk mengaji. Musala pun kini jarang digunakan untuk salat berjamaah.
Selain Putri, kebanyakan murid mengaji Fikry adalah saudara-saudaranya yang masih berusia belia. Siti Fatimah (9) dan Muhammad Fajri (4) misalkan, merupakan anak kembar yang mengaji kepada abangnya.
Fatimah belajar membaca Al Quran kepada Fikry mulai dari Iqro sejak kelas 1 SD. Saat ini, keduanya duduk di kelas 4 SD dan Fatimah sudah mencapai surat Al An'am.
Fatimah mengaku selalu ingin menangis saat diajar mengaji Fikry. Sebab, kakaknya galak.
"Kalau ngaji sama Bang Fikry kalau salah Bang Fikry suka galak. Kadang suka pengen nangis tapi enggak bisa," ujar Fatimah.
Penangkapan Fikry pada petang tanggal 28 Juli tahun lalu mengejutkan mereka. Putri, Fatimah, dan anak-anak lainnya menangis ketika tahu guru ngaji mereka diborgol dan dibawa paksa polisi.
Sampai keesokan harinya, anak-anak masih menanyakan keadaan Fikry. Mereka tak percaya Fikry melakukan begal. Sebab, saat peristiwa itu terjadi Fikry sedang tidur di musala.
"Soalnya pas kejadian itu aja Bang Fikry lagi di musala, jadi difitnah," kata Putri.