Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Zubairi Djoerban mengkritik pemerintah yang mengklaim sejumlah provinsi mulai menuju atau bahkan sudah melewati puncak dari lonjakan kasus virus corona (Covid-19) yang merupakan dampak dari varian SARS-CoV-2 B.1.1.529 atau Omicron di Indonesia.
Zubairi lantas mengingatkan bahwa jumlah penambahan kasus Covid-19 nyatanya terus meningkat. Penambahan kasus yang terjadi pada Rabu (16/2) kemarin bahkan sudah tembus 64.718 kasus, dan terhitung merupakan rekor tertinggi selama pandemi Covid-19 menjangkiti Indonesia sejak 2 Maret 2020 lalu.
"Betul rumah sakit tidak kewalahan. Tapi jangan buru-buru nyatakan kita sudah di puncak gelombang dan menuju turun. Nanti publik bisa mispersepsi," kata Zubairi melalui cuitan di akun twitter pribadinya @ProfesorZubairi, Kamis (17/2). CNNIndonesia.com telah diberi izin mengutip unggahan tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Zubairi juga menyinggung temuan data kasus mingguan di Indonesia yang sudah menduduki peringkat ke-12 di dunia, apabila merujuk pada situs pencatatan Covid-19 secara global, Worldometers.
Dengan demikian, ia agar baik pemerintah dan warga tidak lengah dalam tugasnya masing-masing. Pemerintah memperbanyak upaya surveilans, program vaksinasi Covid-19, dan juga pembatasan kegiatan masyarakat.
Sementara masyarakat diminta tetap patuh dan disiplin pada penerapan protokol kesehatan 5M yang meliputi memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan membatasi mobilitas.
"Bahkan negara ini [Indonesia] menyalip India dengan menempati peringkat 12-menurut data Worldometers. Ini menjadi pengingat yang jelas bahwa bukan waktunya untuk lengah dan membiarkan Covid-19 kembali merajalela," ujarnya.
Pemerintah pusat sebelumnya menyebut tren penambahan kasus virus corona di DKI Jakarta mulai melewati puncak gelombang ketiga Covid-19. Sementara Banten dan Bali mulai menuju puncak tersebut. Meski demikian, penambahan kasus masih terjadi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jawa Timur, dan Jawa Barat, Jawa Tengah.
Pemerintah kemudian menambahkan, pergeseran episentrum atau pusat penularan Covid-19 akan berpindah dari DKI Jakarta menuju Jawa Barat. Pusat penularan kasus Covid-19 akan terus berpindah dan diprediksi akan menuju luar Pulau Jawa dalam waktu dekat.
Senada, Kementerian Kesehatan juga telah memprediksi lonjakan kasus Covid-19 harian di provinsi luar Jawa-Bali akan terjadi pada 3-4 pekan ke depan. Peningkatan kasus Covid-19 yang signifikan itu terjadi akibat serangan varian Omicron yang sudah berjumlah ribuan kasus dan menjadi penularan lokal di berbagai provinsi.