Peta Covid-19 di Jawa Barat: Omicron Tertinggi di Depok

CNN Indonesia
Jumat, 18 Feb 2022 21:18 WIB
Dinkes ungkap peta kasus Covid-19 di Jawa Barat yang tersebar di kawasan Depok, Bogor, Bekasi, dan Bandung raya.
Ilustrasi Covid-19 di Jabar. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kasus Covid-19 di Jawa Barat mengalami penambahan. Berdasarkan data Pusat Informasi dan Koordinasi Provinsi Jawa Barat atau Pikobar, per 16 Februari 2022 pukul 17.00, jumlah kasus terkonfirmasi di Jabar mencapai 887.131.

Rinciannya, jumlah orang dalam perawatan 147.882, sembuh sebanyak 724.372, dan kasus meninggal 14.877. Berdasarkan wilayah, peta kasus Covid-19 di Jabar berada di kawasan Depok, Bogor, Bekasi, dan Bandung raya.

Sementara untuk persebaran kasus Covid-19 varian Omicron di Jabar, paling tinggi berada di Kota Depok dengan SGTF atau probable Omicron sebanyak 166, dan WGS (Omicron) sebanyak 55. Disusul Kota Bandung SGTF sebanyak 134, dan WGS sebanyak 127.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jabar Nina Susana Dewi mengatakan, untuk jumlah tempat tidur ruang isolasi Covid-19 dari 342 rumah sakit di Jabar mencapai 11.630. Selain itu, di IGD sebanyak 1.166 tempat tidur atau total sebanyak 12.796 tempat tidur.

"BOR tempat tidur Covid-19 di sejumlah rumah sakit di Jabar dalam satu bulan terakhir mengalami kenaikan," kata Nina, Jumat (18/2).

Nina menuturkan sejumlah program prioritas dilakukan Pemprov Jabar untuk mengantisipasi gelombang ketiga pandemi, yaitu pembobotan lebih besar terhadap angka keterisian rumah sakit atau BOR.

"Guna mengantisipasi terjadinya lonjakan kasus, Pemprov Jabar telah mengeluarkan kebijakan terkait peningkatan kapasitas tempat tidur rumah sakit, yakni melalui Surat Edaran Nomor: 23/KS.01/Dinkes tentang Penambahan Kapasitas Tempat Tidur Pasien Covid-19 di Rumah Sakit Kabupaten/ Kota se-Jawa Barat," tuturnya.

Selain penambahan tempat tidur di rumah sakit, Pemerintah Jabar juga terus melakukan percepatan vaksinasi antara lain bekerja sama dengan TNI/Polri, kabupaten/kota, dan sinergi dengan forum komunikasi pimpinan daerah (forkopimda)

Menurut Nina, untuk mengantisipasi gelombang tiga ini pihaknya juga terus melakukan percepatan vaksinasi, baik untuk anak-anak usia 6 tahun, lansia, pelayan publik, masyarakat rentan, hingga masyarakat umum, baik untuk dosis 1, dosis 2, maupun dosis 3.

Namun, diakuinya untuk percepatan vaksinasi Covid-19 saat ini juga terdapat sejumlah kendala.

"Kendalanya sasaran dosis satu sudah mulai susah dicari, bahkan sudah dilakukan penyisiran sasaran seperti door to door, maupun vaksinasi keliling," ujarnya.

Nina juga mengatakan, ketersediaan jenis vaksin tertentu seperti Moderna belum dapat dipenuhi oleh pusat, sehingga kabupaten/kota yang melakukan permohonan vaksin tersebut belum bisa dipenuhi.

Hal tersebut juga dapat menghambat bagi sasaran penerima dosis pertama yang mendapat Moderna. Maka dosis kedua harus menunggu sampai vaksin diperoleh dari pusat.

Sementara, untuk kendala vaksin penguat dosis ketiga dilakukan bertahap karena terkait dengan persyaratan harus sudah memiliki e-tiket.

"Ada kecenderungan masyarakat memilih vaksin tertentu untuk penguat, padahal tidak semua vaksin stok tersedia," ucapnya.

(hyg/dal)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER