LIPUTAN KHUSUS

Benteng Rapuh Warga Pesisir Jakarta Hadang Banjir Rob

CNN Indonesia
Kamis, 10 Mar 2022 08:50 WIB
Warga Penjaringan, Jakarta Utara, hidup berdampingan dengan banjir rob. (Foto: CNN Indonesia/ Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia --

Warga di pesisir DKI Jakarta yang hidup dalam kepungan air laut terpaksa harus menyisihkan rezeki mereka menyelamatkan diri dan harta benda dari ancaman banjir rob. Peninggian lantai rumah hingga pengadaan pompa air jadi siasat mengatasi banjir yang seolah tak kunjung henti mengancam.

Lima anak tangga tersusun di depan pintu ke arah ruang tamu Munarto, di Jalan Dermaga Ujung RT 03 RW 02, Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara. Lantainya pun tampak lebih tinggi 1 meter dari permukaan tanah.

Semua rumah yang berdiri sejajar dan menempel dengan kediaman Ketua RT tersebut juga senasib; meninggikan lantai rumahnya.

Lelaki usia 50 tahun itu menjadi saksi hidup bagaimana tempatnya tinggal yang dulu tak pernah diterjang banjir rob, kini rutin tergenang air laut yang pasang. Ketinggian banjir variatif; mulai dari 30 sentimeter (cm) hingga 80 cm.

Warga di permukiman itu tidak memiliki opsi memakai pompa air untuk menyedot banjir rob lantaran wilayah itu relatif jauh dari saluran air.


Sudah dua kali dalam 10 tahun terakhir ia melakukan renovasi rumah untuk menghindari banjir rob. Tiap tahapnya rumah ditinggikan kurang lebih satu meter dari muka jalan.Satu-satunya jalan bagi Munarto dan warga Muara Angke lainnya hanyalah membuat rumah lebih tinggi dari permukaan Jalan Dermaga Ujung.

"Alhamdulillah-nya jadi warga pesisir, kita jadi dipaksa kaya cuma buat bertahan hidup. Ada aja renovasinya buat ngindarin banjir," seloroh Munarto, saat ditemui di kediamannya, bulan lalu.

Menurut pria yang berprofesi sebagai pegawai swasta ini, tahap renovasi rumah berikutnya tidak lagi bisa dilakukan setiap 5 tahun sekali. Pasalnya, ketinggian banjir rob semakin hari semakin meningkat.

Jika mengikuti 'ritme' perbaikan yang selama ini diterapkan, ia khawatir banjir rob kadung memasuki rumahnya sebelum sempat ditinggikan. Terlebih, kawasan ia tinggal tidak dikelilingi oleh tanggul pantai.

Ia bersama warga lainnya hanya bisa berharap cuaca di laut membaik agar limpahan air pasang dapat kembali ke asalnya.

Jika cuaca relatif bersahabat, air laut yang biasanya mulai naik ke wilayah permukiman warga pada pagi hari sudah bisa surut ketika menjelang siang. Jika sedang apes, katanya, tidak jarang air rob baru surut pada sore hari.

Ditambah dengan hujan deras, air rob baru akan pada malam hari. Sangat mungkin juga banjir masih akan berlanjut hingga keesokan harinya.

"Jadi ya pasrah aja udah, berharap sama alam aja kalau urusan surut atau enggak banjir robnya," aku Munarto.

"Ya semoga aja ada solusi, kalau mau dibuat tanggul segera. Tapi tetap perhatikan juga akses warga yang kesehariannya sebagai nelayan seperti apa kalau dibuat tanggul," tuturnya.

Senada, Sumiyati, warga Penjaringan, Jakarta Utara, meninggikan lantai dapur rumahnya untuk beradaptasi dengan banjir rob yang menerpa setidaknya sekali dalam sebulan.

"Kalau pasang, hujan, masuk ke dalam, sepinggang, di dalam rumah, jadi berantakan banget," kata dia, saat ditemui di warungnya di Jalan Kakap, RW 17, Penjaringan, Jakarta Utara, Senin (24/1).

"Udah ditinggiin [bangunannya], tapi tetap [kena banjir]. Di dapur saya tinggiin. Kalau di dalam kerendem, kayak kolam," imbuhnya.

Begitu pula Agus. Warga Penjaringan ini meninggikan permukaan lantai tokonya yang tak jauh dari warung Sumiyati. Ia berharap dengan begitu air tak merendam tempat usahanya. Namun, kenyataannya berbeda.

"[Air] masuk, semata kaki kalau di dalam. Di luar lebih tinggi, ada sedengkul," keluhnya.

Bella, warga RT 05/RW 22 Dermaga Ujung, Muara Angke, Jakarta Utara, juga menguruk lantai rumah dan meninggikan bagian pintunya.

"Biasanya banjir setengah meter, 80 cm lah. Ini rumah udah pada ditinggiin semua. Orang sampe sakit perut gimana keluarnya, airnya dalem. Diurug terpaksa. Mau enggak mau. Kalau enggak kewalahan," aku dia.

Seolah mewakili kondisi warga lainnya, Iyus, yang tinggal di Jalan Dermaga Ujung RT 02/RW 02, Muara Angke, Jakarta Utara, mengaku tidak memiliki opsi untuk pindah ke kawasan yang bebas banjir.

"Ya mau gimana, orang kita kerjanya dari sini. Ikhtiar aja lah, bertahan di sini," tuturnya.

Bersambung ke halaman berikutnya...

 

Air Tak Tunggu Bantuan Pemerintah


BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :