IPB Ungkap Survei ANDAL Tambang di Wadas: 7 Dusun Konsisten Menolak

CNN Indonesia
Selasa, 22 Feb 2022 10:53 WIB
IPB menguak fakta, 7 dari 11 dusun di Wadas Jawa Tengah secara konsisten menolak penambangan batu andesit dan Bendungan Bener.
Warga Wadas menolak Bendungan Bener. (ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah)

Rina mengaku dirinya menolak Wadas dijadikan lokasi penambangan andesit. Sebab, kajian Andal tersebut bermasalah karena tidak ada penjelasan dampak sosial, budaya, dan ekonomi.

"Persoalannya tidak ada penjelasan situasi soasial budaya ekonomi dalam analisis penetapan lokasi, selain efektifitas jarak dan cadangan," ucapnya.

Rina menjelaskan, dalam Andal disebutkan ada empat desa yang bisa dijadikan lokasi penambangan andesit. Keempat desa itu di salah satunya Gunung Wareng yang terletak di Desa Kedungloteng. Jarak lokasi tambang ke Bendungan tergolong dekat, yakni hanya 9,5 kilometer (Km).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hanya saja, lokasi penambangan itu diestimasikan hanya memiliki cadangan 4,5 juta meter kubik batu yang dapat dipergunakan.

Kemudian, lokasi berikutnya adalah Gunung Mengger-Gunung Sipendul di Desa Guyangan. Wilayah ini tergolong cukup jauh dengan jarak 15,5 km ke arah bendungan. Estimasi cadangan batu di sana 33 juta meter kubik.

Lokasi ketiga ialah Gunung Kuning yang juga terletak di Desa Guyangan. Jaraknya ke bendungan mencapai 16 km dan diestimasikan memiliki cadangan batu 25 juta meter kubik.

Lalu lokasi eempat adalah Desa Wadas dengan jarak ke Bendungan 12,7 km dan diestimasikan memiliki cadangan batu andesit sebanyak 41 juta meter kubik. Desa ini dipilih karena memiliki jarak paling dekat dengan Wadas dengan cadangan batu yang cukup banyak.

"Tapi cadangan ini juga debatable karena kalau dihitung hitung di Desa Guyangan itu total 58 juta kubik," ujarnya.

Artinya, imbuh Rini, pemilihan lokasi Wadas itu betul-betul hanya memperhitungkan efisiensi ekonomi bukan jarak lagi.

"Tanpa memperhitungkan dampak sosial ekonomi budaya dan sistem penghidupan dan dampak lain berkaitan dengan kemanuaisanan masyarakat Desa Wadas yang notabenenya bergantung pada perekonomian," imbuhnya.

Tanah Wadas Gersang Hoaks

IPB kemudian menyebut anggapan tanah di Desa Wadas, Purworejo gersang adalah kebohongan atau hoaks.

"Saya menyatakan itu 100 persen hoaks," kata Rina.

Rina mengatakan, klaim itu sering diucapkan untuk mendukung penambangan batu andesit untuk pembangunan Bendungan Bener. Padahal, kata dia, penambangan itu ditolak oleh mayoritas warga Wadas.

Rina berkata, tanah di Desa Wadas tergolong sangat subur. Berbagai tumbuhan, mulai dari padi, dan tanaman jenis empon-empon, seperti jahe, tumbuh melimpah di desa tersebut.

"Bahkan banyak yang tidak terpanen saking banyaknya," ucapnya.

Selain itu, Rina menyebut hampir semua jenis buah dapat tumbuh di Desa Wadas. Hal tersebut, kata dia, menunjukan tanah di Wadas subur dan terdapat sumber daya alam yang besar.

"Barangkali yang ngomong itu belum pernah ke sana," kata Rina.

Sebelumnya, sejumlah akademisi melakukan bedah Andal terkait penamdangan andesit dan Bendungan Bener. Mereka menilai ANDAL Bendungan Wadas dinilai tak valid, baik secara formil maupun materiil.

Di aspek formil, akademisi menemukan sejumlah kejanggalan dalam pembuatan ANDAL Bendungan Bener. Misalnya, konsultasi publik tidak dilakukan dengan mekanisme yang seharusnya dipakai dan ada klaim sepihak tentang persetujuan warga terhadap penambangan andesit.

Di aspek materiil, akademisi dan kelompok masyarakat sipil menyebut relasi sejarah warga Desa Wadas dengan lingkungannya tidak menjadi dasar pertimbangan dalam penyusunan ANDAL.

Dokumen ANDAL pun tida memperhatikan secara serius dampak dari penambangan andesit di Desa Wadas. Padahal ada ruang hidup perempuan dan anak-anak yang berpotensi terampas.

(yla/dal)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER