BMKG Peringatkan Bencana Hidrometeorologi Usai Gempa Sumbar

CNN Indonesia
Senin, 28 Feb 2022 20:37 WIB
Ilustrasi. Banjir akibat luapan air dari sejumlah aliran sungai di Ranah Batahan, Kabupaten Pasaman Barat beberapa waktu lalu. (ANTARA/Altas Maulana)
Jakarta, CNN Indonesia --

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperingatkan adanya ancaman lanjutan usai gempa dengan kekuatan magnitudo 6,2 di mengguncang Pasaman Barat, Sumatera Barat (Sumbar) pada Jumat (25/2). Ancaman tersebut berupa potensi bencana hidrometeorologi.

Kepala BMKG Dwikorita menjelaskan bencana hidrometeorologi berupa potensi banjir ataupun banjir bandang serta longsor di hulu sungai lereng Gunung Talamau. Kondisi ini disebabkan akibat musim penghujan.

Oleh karena itu, BMKG mengimbau masyarakat yang tinggal di sepanjang aliran sungai lereng Gunung Talamau untuk lebih waspada. Warga diminta untuk menghindari zona dalam radius 200 meter dari tepi sungai saat hujan.

"Jadi kewaspadaan masyarakat harus bergeser, tidak lagi soal gempa tapi bencana akibat musim penghujan," ujar Dwikorita dalam pernyataan resmi, Senin (29/2).

"Berdasarkan hasil survey, teridentifikasi luapan banjir sedimen mencapai radius kurang lebih 200 m dari tepi sungai. Maka warga yang bermukim dan beraktivitas di sepanjang aliran sungai yang mengalir dari lereng atas Gunung Talamau dihimbau untuk menghindari zona dalam radius 200 meter dari tepi sungai, apabila hujan turun di lereng gunung tersebut. Situasi ini diperkirakan akan berlangsung hingga Maret - April," imbuhnya.

BMKG bersama Balai Wilayah Sungai (BWS) Kementerian PUPR terus melakukan upaya mitigasi untuk mengurangi dampak jika bencana hidrometeorologi terjadi.

BMKG disebut akan lebih intensif dalam memantau cuaca dengaan radar cuaca dan memberikan prakiraan dan peringatan dini potensi cuaca ekstrem di area hulu sungai lereng Gunung Talamau.

Sementrav itu, usai gempa yang terjadi di Sumbar pada Jumat (25/2), BMKG melakukan survei untuk memetakan tingkat kerentanan tanah terhadap gempa. BMKG juga akan memonitor gempa susulan.

"Nantinya akan terverifikasi, mana-mana daerah dengan tingkat kerentanan atau guncangan tinggi, menengah, dan rendah, sebagai informasi bagi pemerintah daerah dalam melakukan pembangunan kembali wilayah," ujar Dwikorita.

BMKG mengatakan gempa susulan sudah semakin melandai. Oleh karena itu, para korban gempa bisa kembali ke rumah masing-masing apabila kondisi rumah masih utuh, layak huni, dan berada di luar zona 200 meter dari tepi sungai.

(fby/kid)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK