BMKG Catat 201 Gempa Susulan di Pasaman Barat Sumbar

CNN Indonesia
Kamis, 03 Mar 2022 16:20 WIB
Berdasarkan catatan BMKG, tren gempa susulan sebanyak 201 kali itu bermagnitudo fluktuatif dan menurun.
Berdasarkan catatan BMKG, tren gempa susulan sebanyak 201 kali itu bermagnitudo fluktuatif dan menurun. (Foto: Istockphoto/ Allanswart)
Jakarta, CNN Indonesia --

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat 201 kali gempa susulan terjadi di Pasaman Barat, Sumatera Barat, usai gempa berkekuatan magnitudo 6,1 mengguncang pada Jumat (25/2).

Koordinator Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengatakan berdasarkan catatan pihaknya, tren gempa susulan itu bermagnitudo fluktuatif dan menurun.

"BMKG hingga pagi ini mencatat gempa susulan di Pasaman Sumbar hingga 201 kali. Tren magnitudo fluktuatif-menurun, semoga segera stabil dan aman kembali," ujar Daryono lewat Twitter, Kamis (3/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lanjut ia mengatakan identifikasi sesar aktif di Indonesia harus terus dilakukan, karena masih banyak segmen sesar aktif belum teridentifikasi dengan baik.

Menurut Daryono, beberapa gempa merusak yang bersumber dari sesar aktif belum terpetakan, seperti gempa Ambon M 6,5 pada 2019, gempa Ampana M 5,8 pada 2021, dan gempa Laut Flores M 7,4 pada 2021.

Ia mengatakan pelajaran penting dari Gempa Pasaman yang menewaskan 10 orang dijadikan gempa sesar aktif sebagai ancaman nyata.

Daryono mengingatkan kewaspadaan terhadap ancaman sumber gempa Megathrust jangan sampai membuat lupa ada ancaman gempa akibat aktivitas sesar aktif lain, yang sumbernya dekat dengan masyarakat.

Sebelumnya, gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,1 mengguncang wilayah Sumatera Barat pada Jumat (25/2) pagi. BMKG mencatat gempa terjadi pada pukul 8.39 WIB.

Gempa itu berlokasi di 0,14 Lintang Utara, 99,94 Bujur Timur atau 12 km Timur Laut Pasaman Barat, Sumatera Barat.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan adanya ancaman lanjutan yang dapat terjadi di kedua kabupaten di Sumbar tersebut akibat aktivitas patahan.

"Justru yang saat ini perlu diwaspadai adalah potensi bencana hidro meteorologi berupa potensi banjir ataupun banjir bandang serta longsor, mengingat saat ini masih musim penghujan," kata dia.

Saat ini Kabupaten Pasaman Barat masih dalam masa tanggap darurat selama 14 hari penanganan, dampak gempa bumi dengan Magnitudo 6,1.

Hal tersebut tertuang di pernyataan bencana alam nomor 360/13/BBPD/2022. Masa tanggap darurat itu berlaku mulai 25 Februari hingga 10 Maret.

(can/pmg)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER