Menteri Koordinator bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan gagasan proses transisi pandemi virus corona menjadi endemi di Indonesia dilakukan dengan prinsip kehati-hatian sehingga tidak bisa dilakukan secara terburu-buru.
Luhut juga memastikan setiap proses pengambilan keputusan yang dilakukan pemerintah pusat selalu berlandaskan data dan masukan dari para ahli kesehatan dan epidemiolog di Indonesia.
"Perlu kami tegaskan bahwa semua kebijakan dalam proses transisi yang akan kita lalui bersama ini bukan dilakukan secara terburu-buru. Kita harus sudah siap menuju proses transisi secara bertahap dengan menerapkan kebijakan berbasiskan data yang ada," kata Luhut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) membuka peluang untuk melonggarkan salah satu protokol kesehatan (prokes) virus corona yakni jaga jarak selama masa transisi dari pandemi menuju endemi Covid-19 di Indonesia.
Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menambahkan, saat ini pemerintah tengah menyusun peta jalan menuju endemi. Namun sebelum itu, Indonesia menurutnya harus mencapai dua kondisi, yakni fase pengendalian pandemi dan fase pra endemi.
"Kita tahu pelonggaran prokes itu kan bisa saja misalnya jaga jarak, misalnya pada kegiatan-kegiatan tertentu seperti aktivitas di tempat ibadah. Karena kita akan memasuki bulan Ramadan, mungkin jaga jarak ini sudah tidak dijadikan menjadi salah satu indikator," kata Nadia dalam konferensi pers, Selasa (8/3).
Kemenkes menyebut masih ada peluang kasus virus corona di Indonesia kembali mengalami lonjakan di tengah pelonggaran aturan yang mulai diberlakukan pemerintah guna persiapan masa transisi dari pandemi menjadi endemi Covid-19.
Kendati demikian, Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes Siti Nadia Tarmizi memastikan Indonesia sudah memiliki cukup 'bekal' dalam menghadapi lonjakan kasus Covid-19. Salah satunya dengan imunitas yang didapatkan warga baik secara alamiah pasca terinfeksi maupun dari program vaksinasi nasional.
"Kasus bisa naik ya, kita tidak tahu apakah melonjak atau tidak. Tapi penambahan kasus itu mungkin bisa terjadi karena kita tahu, kita tidak mungkin menolkan kasus Covid-19. Kita akan hidup berdampingan dengan Covid-19," kata Nadia dalam konferensi pers, Selasa (8/3).
Kemenkes mengaku yakin kekebalan komunal atau herd immunity sudah terbentuk di Indonesia baik melalui antibodi tambahan yang didapatkan dari program vaksinasi Covid-19 maupun antibodi alamiah yang didapatkan oleh warga pasca terinfeksi Covid-19.
Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes Siti Nadia Tarmizi sekaligus menambahkan saat ini capaian vaksinasi dosis kedua di Indonesia sudah mencapai 71,23 persen. Herd Immunity sebelumnya dikatakan dapat tercapai apabila 70-90 persen masyarakat sudah memiliki kekebalan tambahan.
"Yang pasti dari survey sero sudah 86 persen masyarakat punya antibodi, dan dengan cakupan vaksinasi dosis kedua sudah mencapai 70 persen dari sasaran 208 juta, pasti sudah ada kekebalan bersama [herd immunity]," kata Nadia kepada CNNIndonesia.com, Selasa (8/3).
Capaian vaksinasi per Selasa (8/3) Pukul 12.00 WIB, tercatat sebanyak 192.263.704 orang telah menerima suntikan dosis pertama. Sementara itu, 148.587.718 orang juga telah rampung menerima dua dosis suntikan vaksin.
Dengan demikian, target vaksinasi pemerintah dari total sasaran 208.265.720 orang sudah menyentuh 92,32 persen dari sasaran vaksinasi yang menerima suntikan dosis pertama. Sedangkan suntikan dosis kedua baru berada di angka 71,35 persen.
Lihat Juga : |
Pemerintah mencatat jumlah penambahan kasus harian warga yang positif terinfeksi virus corona bertambah 30.148 kasus pada hari in, Selasa (8/3). Sementara penambahan kasus sembuh sebanyak 55.128 kasus, dan 401 kasus meninggal baru.
Sehingga secara kumulatif, sebanyak 5.800.253 orang dinyatakan positif terinfeksi virus corona. Dari jumlah itu sebanyak 5.226.530 orang dinyatakan pulih, 422.892 orang menjalani perawatan di rumah sakit dan isolasi mandiri, sementara 150.831orang lainnya meninggal dunia.
(khr/fra)