Sementara itu, ada pula yang sudah ketiban untung dari rencana Sepaku menjadi ibu kota baru. Beberapa di antaranya warga yang memiliki rumah atau lahan/usaha di sepanjang jalur utama Sepaku.
Dua di antaranya adalah Erwin Mushal (50) dan Jatmiko (49) yang menyulap rumah mereka menjadi wisma atau losmen untuk menampung 'tamu-tamu' IKN.
Erwin merenovasi rumahnya yang berada di pinggir jalan negara, Desa Bukit Raya, Kecamatan Sepaku itu menjadi wisma sejak pengumuman IKN. Renovasi yang baru ia lakukan adalah menambah sejumlah kamar dengan kamar mandi di dalamnya untuk dipakai para tamu pengunjung IKN.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setelah ada info bahwa mau ada IKN, saya ajakin ibu, 'mak kita bikin ini, karena ada IKN ini pastinya akan ada tamu dari luar', yang diutamakan pasti wisma lah, penginapan," katanya di beranda rumahnya, Desa Bukit Raya, Kecamatan Sepaku, Minggu (13/2/2022).
"Alhamdulillah, setiap harinya hampir tidak pernah kosong," imbuh pria asal Sulawesi yang telah menetap di Sepaku sejak 1995 tersebut.
Setidaknya enam kamar hasil renovasi ia sewakan harian untuk mereka yang berkunjung ke Sepaku dan harus bermalam.
"Ada aparat, ada kontraktor, kadang yang cari-cari tanah," tutur ayah dua anak tersebut.
Dia pun berharap dengan hadirnya IKN di kampungnya tersebut dapat pula membuka kesempatan kerja bagi masyarakat di sana, terutama anak-anaknya kelak.
"Dengan jadi ibu kota, siapa tahu juga dapat kesempatan juga di sini," kata dia.
![]() |
Tak jauh dari kediaman Erwin, Jatmiko juga mengubah rumahnya yang berada di pinggir jalan utama Kecamatan Sepaku itu menjadi wisma. Rumah yang semula memiliki empat kamar itu ditambahnya lagi dengan bangunan lima kamar tambahan di halaman belakangnya.
"Rumah ini mulanya empat kamar, aku tambah lagi di belakang buat tamu," ujar dia saat berbincang di rumahnya, Jumat (11/2/2022) malam.
"Nambah gara-gara IKN," imbuh warga yang orang tuanya bertransmigrasi ke Sepaku pada 1975 silam.
Rumahnya tersebut berada di pinggir jalan utama Kecamatan Sepaku, Desa Bukit Raya.
Menurutnya, dengan keberadaan IKN, ada peluang pintu cuan baru bisa terbuka bagi warga. Dia sendiri mengaku melepas sebidang tanah kosong miliknya beberapa waktu lalu untuk menjadi modal bagi usahanya saat ini.
"Walau jadi IKN, kita juga harus bisa jemput bola biar bisa jadi rezeki," kata dia yang sebelumnya bekerja sebagai aparat kelurahan, namun memilih berhenti setidaknya hampir empat tahun lalu untuk fokus ke usaha yang dirintis sebelumnya.
Lihat Juga :![]() Laporan dari IKN Nusantara Gerak Cepat Periode Kedua dan Bayi IKN Bernama Nusantara |
Handi, generasi ketiga dari warga transmigran di Sepaku yang sehari-harinya berdagang sate di pinggir jalan utama Kecamatan Sepaku itu mengaku dengan menjadi IKN, berarti akan makin banyak pendatang baru di kampungnya tersebut.
"Pastinya akan ada persaingan [baru]," kata dia, Minggu (14/2/2022) malam.
Sebagai bagian dari penduduk Sepaku, Handi mengaku tak ingin penduduk lokal tergusur begitu saja oleh pendatang di IKN. Baik dari segi usahanya pribadi, maupun lahan garapan keluarganya.
"Dengan ada IKN, nantinya Sepaku mungkin maju. Tapi, kemajuan Sepaku jangan hanya diisi oleh orang lain (bukan penduduk lokal sebelumnya)," kata warga Sepaku Dua tersebut.
Dadang Ruswandi, seorang pelajar SMK yang berdomisili di Desa Binuang, Kecamatan Sepaku, berharap pendidikannya bisa menjadi bekal untuk menghadapi IKN. Siswa kejuruan komputer itu berharap pemerintah memerhatikan anak-anak di Sepaku, dari mulai pendidikan atau keterampilan hingga lapangan pekerjaan setelah mereka lulus nanti.
"Ingin berkembang, ingin kepastian juga bagi anak-anak sini," katanya saat berbincang dengan CNNIndonesia.com di halaman Kantor Kecamatan Sepaku, Senin (14/2/2022).
"Kami tidak ingin anak-anak di sini dilupakan. Supaya bisa berkembang."
Sementara itu sejumlah murid SMP yang ditemui sedang bercengkerama di dekat sungai di Kelurahan Sepaku, mengaku keberatan kampung mereka jadi IKN.
"Enggak enak. Enakan begini," kata Arman saat ditemui sedang bercengkerama dengan dua rekannya lagi, Adit dan Iyek.
Remaja-remaja tersebut mengaku bila menjadi IKN, Sepaku yang semula kampung asri itu bisa berubah jadi kota dan banyak persaingan. Salah satu yang jadi kekhawatiran mereka adalah risiko keamanan bila menjadi ibu kota baru.
Sebagai informasi, merujuk pada UU 3/2022 tentang IKN yang diundangkan usai diteken Jokowi pada 15 Februari 2022, kawasan inti pusat pemerintahan (KIPP) IKN itu akan berada di wilayah yang saat ini masih dikenal sebagai Kecamatan Sepaku (Kabupaten Penajam Paser Utara). Untuk wilayah perluasannya akan memakan sejumlah kecamatan di Kabupaten Kutai Kartanegara.
(ugo)