LAPORAN DARI IKN NUSANTARA

IKN di Bukit Soeharto, Antara Tahura dan Nama Besar Presiden Kedua

CNN Indonesia
Selasa, 15 Mar 2022 13:07 WIB
Sempat tak jadi bagian dari wilayah IKN, Bukit Soeharto akhirnya dimasukkan ke dalam kawasan ibu kota baru berdasarkan permintaan Jokowi.
Warung - warung di sekitar gerbang Taman Hutan Raya Bukit Soeharto, Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Kutai Kartanegara, CNN Indonesia --

Dalam sebuah rapat tertutup dengan menteri-menterinya di Istana pada akhir April 2019, Joko Widodo (Jokowi) yang baru saja memenangi Pilpres untuk kali kedua meminta para pembantunya mempersiapkan rencana mencari ibu kota baru di Kalimantan.

Kala itu mencuat sejumlah wilayah yang akan menjadi calon IKN, termasuk Palangka Raya di Kalimantan Tengah yang pernah dijanjikan Presiden pertama RI Sukarno akan menjadi ibu kota negara.

Selain kota itu, sejumlah wilayah lain yang masuk hitungan adalah Katingan, Gunungmas, Pulang Pisau yang juga di Kalimantan Tengah, dan kawasan Samboja-letak Bukit Soeharto-di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jokowi menindaklanjuti rapat tersebut dengan melakukan survei ke daerah calon ibu kota baru. Bukit Soeharto yang pertama disambanginya pada 7 Mei 2019. Didampingi Kepala Bappenas kala itu, Bambang Brodjonegoro, Jokowi menyusuri Bukit Soeharto.

"Saya melihat di sini semuanya sangat mendukung. Kebetulan lokasinya di tengah Jalan Tol Balikpapan-Samarinda. Di Balikpapan ada airportnya, Samarinda ada airportnya. Jadi, tidak perlu buat airport lagi. Pelabuhan juga ada di Balikpapan," kata Jokowi usai kunjungan tersebut.

Hari berikutnya, Jokowi melanjutkan survei ke Kabupaten Gunung Mas di Kalimantan Tengah. Dia berkata semua aspek, mulai dari persoalan lingkungan hingga sosial politik, harus dikaji.

Belakangan, pusat IKN diputuskan berada di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara. Itu letaknya sekitar 50 kilometer dari titik masuk Bukit Soeharto di KM 38 Simpang Samboja.

Lihat Juga :

Bukit Soeharto, yang semula dicoret dari wilayah IKN karena merupakan hutan lindung, akhirnya masuk juga dalam perencanaan kawasan tersebut. Bappenas mengungkapkan hal itu dilakukan guna menjaga dan merawat hutan tersebut sebagai bagian yang tidak terpisahkan dengan pusat pemerintahan.

Awalnya Bappenas tidak memasukkan kawasan Bukit Soeharto sebagai bagian dari ibu kota baru karena mengira wilayah dengan luas 64 ribu hektare tersebut hanyalah hutan biasa.

"Bukit Soeharto awalnya enggak masuk (wilayah IKN) waktu itu, karena kita pikir itu hutan kan. Justru sekarang dimasukkan supaya bisa dijaga," kata Deputi Bidang Pengembangan Regional Bappenas Rudy S Prawiradinata dalam Beranda Nusantara, Rabu (23/2).

Lebih lanjut Rudy mengatakan Bukit Soeharto memiliki wilayah pertambangan hingga kelapa sawit yang harus dikembalikan fungsinya menjadi hutan.

"Kami diskusikan dengan ahli lingkungan dan KLHK (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan), sebaiknya daerah yang dilindungi dimasukin saja agar lebih mudah menjaganya kalau ada di bawah wilayah Ibu Kota Negara," imbuhnya.

Lanskap kawasan Bukit Soeharto. Kalimantan Timur. Senin, 14 Februari 2022Lanskap kawasan Bukit Soeharto. Kalimantan Timur, Senin, 14 Februari 2022. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)

Presiden Kedua RI Soeharto

Dari namanya, masyarakat awam mungkin melihat penamaan bukit itu terkait dengan penguasa orde baru Jenderal Besar (Purn) Soeharto. Pun demikian ketika CNNIndonesia.com melintas di sana, dan berbincang dengan sejumlah pemilik warung kopi dan penduduk di sekeliling dan wilayah Bukit Soeharto.

"Dari nama presiden ya [Presiden kedua RI Soeharto]," ujar Risma (31), yang telah berkeluarga dan menetap di sekitar Bukit Soeharto sejak 2012 silam, Kelurahan Sungai Merdeka, Kecamatan Samboja, Kabupaten Kukar.

Apa yang diutarakan itu pun serupa dengan tercantum di situs indonesia.go.id, yang mencatat penamaan lokasi itu berkaitan dengan perhatian Presiden Soeharto kepada kawasan konservasi. Saat itu, Soeharto menempuh jalur darat dengan jarak sekitar 120 kilometer Balikpapan-Samarinda untuk berkunjung ke hutan tersebut.

"Barangkali saja kualitas infrastruktur jalan yang menghubungkan kedua kota tersebut ketika itu masih sangat buruk. Akibatnya momen perjalanan itu tentu dirasakan cukup heroik," dikutip dari situs indonesia.go.id, Rabu (2/3).


Penamaan Bukit Soeharto dipercaya sebagai kunci sukses konservasi di lokasi itu. Banyak pelaku usaha konsesi HPH (Hak Pengusahaan Hutan) diduga tak berani menyentuh kawasan hutan itu karena akan bersinggungan langsung dengan Soeharto.

Presiden kedua RI itu kemudian menjadikan Tahura Bukit Soeharto sebagai lokasi konservasi hutan hujan tropis. Dia juga menjadikan lokasi itu sebagai etalase keberhasilan Indonesia dalam urusan konservasi.

Sejumlah tamu kenegaraan dibawa ke Tahura Bukit Soeharto. Salah satu di antaranya adalah Ratu Belanda Beatrix beserta suami yang berkunjung pada periode 90-an.

Saat ini, pemerintah memasukkan Taman Bukit Soeharto ke dalam kawasan IKN Nusantara. Padahal, pemerintah sebelumnya telah mengeluarkan lokasi konservasi itu dari perencanaan pembangunan.

Infografis - Janji Megah Jokowi untuk IKN Baru di Kaltim

Koridor Satwa

Setelah menjadi bagian dari IKN, maka Pemerintah berjanji akan merawat kawasan konservasi seluas 64 ribu hektare itu. Pemerintah juga berencana merehabilitasi kawasan hutan di Tahura Bukit Soeharto. Rencananya, porsi hutan akan dikembalikan dari 40 persen menjadi 75 persen.

Bukan hanya itu, dalam perencanaannya, saat rapat bersama Komisi IV DPR pada 17 Februari 2022, Menteri LHK Siti Nurbaya bakar menyatakan Bukit Soeharto akan menjadi koridor satwa di IKN. Nantinya, ada dua wilayah koridor satwa di wilayah ibu kota baru.

Koridor satwa di ibu kota baru terdiri dari sisi utara dan selatan. Koridor utara mencakup wilayah Tahura Bukit Soeharto dan sebagian di area hutan produksi hasil adendum. Kemudian, koridor satwa sisi selatan berada di Hutan Lindung Sungai Wain dan sedikit di Hutan Produksi Mentawir dan di Tahura Bukit Soeharto.

Bentuk koridor satwa di ibu kota baru nanti berupa tutupan hutan pamah dataran rendah atau ekosistem hutan asli setempat. Selain itu, sambung Siti, Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (Ditjen KSDAE) juga mengidentifikasi habitat satwa liar terpisah yang akan dihubungkan dengan koridor.

Saat CNNIndonesia.com melintasi Bukit Soeharto untuk menuju bakal lokasi kawasan inti pusat pemerintahan (KIPP) IKN di Kecamatan Sepaku, jalanan yang dilewati terlihat beraspal mulus. Selain di titik yang dikenal sebagai simpang Bukit Soeharto terlihat rumah-rumah warga di pinggiran jalan tersebut.

Berdasarkan informasi, beberapa rumah warga yang masuk Kelurahan Bukit Merdeka itu ada pula yang menjadi bagian dari tahura Bukit Soeharto.

"Katanya mau dipindahkan [setelah jadi IKN], cuma enggak tahulah, karena sering info gitu. Kemarin saja terakhir beberapa bulan lalu dikumpulin datanya oleh RT," ujar salah seorang ibu yang membuka warung di bagian depan rumahnya yang tak jauh dari simpang Bukit Soeharto.

Lihat Juga :

Konservasi Satwa

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER