Mereka Galau Terpaksa Pindah ke IKN Nusantara
Rencana pemindahan ibu kota negara (IKN) RI dari DKI Jakarta ke Kalimantan Timur berdampak pula pada relokasi penduduk.
Para penduduk itu 'terpaksa' pindah dari domisili mereka di DKI Jakarta, ke wilayah ibu kota baru, Nusantara, yang saat ini masih menjadi wilayah administratif Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
Dan juga sebaliknya, warga yang selama ini bermukim di Kecamatan Sepaku itu pun kemungkinan akan tergeser karena wilayah tempat tinggal mereka jadi bagian dari Kawasan Inti IKN.
Dari Jakarta, setidaknya sebanyak 500 ribu Aparatur Sipil Negara (ASN) kementerian dan lembaga dipindahkan ke wilayah IKN baru pada tahap awal pembangunan yakni periode 2022-2024. Hal tersebut seiring dengan pembangunan infrastruktur utama seperti istana kepresidenan, gedung DPR/MPR dan perumahan di tahap awal pembangunan IKN.
"Pembangunan dan beroperasinya infrastruktur dasar untuk 500 ribu penduduk tahap awal," demikian dikutip dari situs resmi IKN.
Seiring rencana akbar itu pemindahan IKN ke Kaltim, CNNIndonesia.com pun berbincang dengan sejumlah warga di Sepaku, maupun ASN di Jakarta.
Namun, demi keamanan para narasumber yang berstatus abdi negara yang berdinas di kementerian/lembaga, identitas dan tempat mereka bertugas tak disebutkan dalam tulisan ini.
Lihat Juga :Laporan dari IKN Nusantara Lintas Sejarah Sepaku: dari Balikpapan Seberang, jadi IKN Nusantara |
"Yang saya khawatirkan kalau saya pindah, apakah suami saya harus resign atau bagaimana? Atau harus LDR (hubungan jarak jauh)? Pendidikan anak saya bagaimana di sana? Lingkungannya bagaimana?" kata dia yang identitasnya tak bisa diungkap saat berbincang dengan CNNIndonesia.com, Selasa (1/3/2022).
Seorang ASN yang bekerja di kantor kementerian yang beralamat Jakarta Selatan mengaku khawatir mendapat perintah pindah ke Nusantara. Pasalnya, ia memiliki seorang balita, dan suaminya pun saat ini bekerja di Jakarta sebagai ASN di Pemprov DKI.
Dia sangat khawatir dengan kesiapan fasilitas di IKN Nusantara. Dia tak mau tumbuh kembang anaknya terganggu karena minimnya fasilitas pendidikan di ibu kota baru.
"Kalau pemerintah bilang akan menyiapkan, kita enggak tahu kualitasnya bagaimana, lingkungannya. Apa saya harus pisah dari anak saya?" ucapnya.
Hal yang sama juga dialami seorang ASN di lembaga yudisial yang berpusat di Ibu Kota Negara. Ia mengaku kekhawatiran pertama saat mendapatkan kabar rencana pemindahan IKN itu adalah pendidikan anak-anaknya saat ini.
Dia yang juga bersuami seorang ASN itu mengaku salah satu kegalauannya adalah masa depan pendidikan anaknya. Untuk hubungan jarak jauh dia mengaku tak masalah, karena suaminya adalah seorang ASN yang kerap dimutasi dinas ke berbagai daerah di Indonesia.
"Gelap (belum bisa membayangkan). Itu [IKN] kan baru semuanya, pendidikan anak-anak yang berat. Kalau kita mah pekerjaan sudah jelas, cuma sekolah anak-anak ini yang berat," kata dia yang mengaku dari awal ikut CPNS di lembaga tersebut lebih dari sedasawarsa lalu karena berkedudukan di Jakarta sebagai ibu kota negara sejauh ini.
"Kalau sejauh ini sudah settle, udah pikirin (sekolah anak) sampai dua lima tahun nanti. Pemindahan IKN ini, wow mengubah rencana hidup gitu," imbuhnya.
Lihat Juga :LIPSUS IKN Nusantara IKN di Bukit Soeharto, Antara Tahura dan Nama Besar Presiden Kedua |
Di kalangan kolega tempatnya bekerja, dia mengaku ada salah satu opsi yang mungkin dilakukan yakni mutasi antarinstansi--misalnya ke Pemprov DKI Jakarta. Namun, diakuinya, itu mungkin akan lebih sulit ketika perpindahan ke IKN sudah di depan mata.
Selain itu, sambungnya, belum tentu pula di instansi yang dituju ada posisi tersedia sesuai kepangkatan atau golongan kepegawaian.
"Kegalauannya teman-teman itu sama kayak gitu, apalagi orang-orang yang sudah lama itu kan golongannya sudah lumayan. Kalau mau Pindah instansi pun enggak bisa sembarangan, mau itu jabatan struktural maupun fungsional, belum tentu ada tempat di sana [instansi yang dituju]," katanya.
Kecemasan yang sama juga dialami seorang ASN yang berkantor di sebuah kementerian Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat. Dia khawatir harus meninggalkan keluarganya di Jakarta dan Bandung karena harus pindah ke Nusantara.
ASN itu mengaku mendukung kebijakan pemerataan pembangunan lewat pemindahan ibu kota negara. Namun, ia tak bisa menampik tinggal di ibu kota baru adalah hal sulit bagi dirinya yang baru saja menikah beberapa pekan lalu.
"Karena belum ada pengumuman resminya, belum diskusi sama suami apakah ikut pindah atau LDR. Yang jelas akan lebih mengutamakan keputusan suami," ujarnya yang suaminya bekerja di sektor swasta tersebut.
Di Sepaku, Kaltim, CNNIndonesia.com, berbincang dengan seorang pemuda, Rusli, yang merupakan warga asli sana. Rusli mengatakan salah satu kegalauan yang dialami pihaknya, terutama orang-orang tua adalah nasib mereka ke depan terkait keberadaan IKN.
"Lahan kami, rumah kami," ujar Rusli saat ditemui di Sepaku, Minggu (13/2).
Berdasarkan keterangan dari tetua adat yang juga dia terima, Rusli mengaku hingga saat itu belum ada pernyataan dari pemerintah yang menjamin keberadaan mereka di sana.
"Sampai saat ini belum ada pernyataan itu, menjamin kami ada di sini. Pribumi lah," katanya.
Lihat Juga :Laporan dari IKN Nusantara Bayang-Bayang Bencana di IKN Nusantara: Banjir hingga Karhutla |
Kolega Rusli, sesama warga pribumi di wilayah Sepaku, Harmansyah menegaskan keluarga mereka berada di sana sudah lama, bahkan sebelum ada negara Indonesia lewat proklamasi RI.
"Yang jadi pertanyaan begini, sedangkan kita di sini dari nenek moyang kita jauh sebelum HGU datang, perusahaan [logging hingga kini HTI] datang, trans [transmigrasi] datang, kita sudah di sini. Bahkan sebelum [Indonesia] merdeka pun [keluarga] kami sudah di sini. Makanya kita bingung kenapa tidak punya status sebagai hak milik tanah di sini," kata Harmansyah yang kekhawatiran selanjutnya adalah perihal bagaimana jaminan ia dan anak-anaknya bisa berkembang di IKN.
Baca halaman selanjutnya...