ANALISIS

Celah Pemilu 2024 Mundur di Tengah Dalih Luhut Cs yang Makin Lemah

CNN Indonesia
Minggu, 20 Mar 2022 08:42 WIB
Sejumlah pakar menilai wacana penundaan pemilu 2024 bakal layu sebelum berkembang. Meski begitu masih ada celah penguasa untuk mewujudkannya.
Ilustrasi Luhut minta jabatan Jokowi diperpanjang. (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)
Jakarta, CNN Indonesia --

Usulan penundaan Pemilu 2024 yang dihembuskan oleh Menteri di kabinet Joko Widodo hingga sejumlah Ketua Umum Partai Politik dinilai pengamat politik akan layu sebelum berkembang.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah mengatakan, indikasi gagalnya wacana untuk menunda Pemilu 2024 semakin menguat dalam beberapa waktu belakangan.

Sebab, ia menilai, satu-persatu dalih yang digunakan pihak pengusung wacana penundaan Pemilu 2024, salah satunya Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan sudah mulai lemah dan terbantahkan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dedi mencatat, setidaknya ada tiga celah yang dimanfaatkan Parpol pengusung agar wacana penundaan Pemilu 20224 dapat benar-benar terealisasikan.

Ketiga celah tersebut merupakan, anggaran Pemilu 2024 yang belum disahkan, pelantikan anggota KPU-Bawaslu yang belum terealisasi, serta rencana amandemen UUD 1945 untuk perpanjangan masa jabatan presiden.

Akan tetapi, Dedi menilai celah tersebut saat ini telah tertutup. Pasalnya, Komisi II DPR RI mengaku telah sepakat dengan usulan anggaran Pemilu 2024 sebesar Rp86 triliun, sementara Kantor Staf Presiden sudah memastikan pelantikan anggota KPU-Bawaslu akan dilaksanakan pada April mendatang.

Di sisi lain, menurutnya MPR juga sudah memberikan gelagat penolakan amandemen UUD 1945 untuk perpanjangan masa jabatan presiden. Oleh sebab itu, Dedi menilai, kans wacana penundaan Pemilu 2024 benar-benar terealisasi sangatlah kecil.

"Wacana ini sejak awal hanya menguji respon publik, dan hanya sedikit elit yang benar-benar menginginkan adanya penundaan Pemilu 2024," ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Jumat (18/3).

Dedi mengatakan, hal tersebut juga bisa dilihat dari tokoh-tokoh sumber wacana penundaan pemilu yang dinilai tidak memiliki relasi cukup kuat dengan politik. Semisal Menteri Investasi Bahlil Lahadalia dan Luhut.

Sedangkan untuk tokoh Ketua Umum partai seperti Airlangga Hartarto, Muhaimin Iskandar dan Zulkifli Hasan, Dedi berpendapat, ketiganya tidak memiliki kekuasaan penuh terhadap Parpolnya sendiri.

"Jadi situasi sudah terbaca, jika wacana penundaan pemilu hanya akan jadi wacana. Layu sebelum berkembang," tuturnya.

Kemungkinan tersebut, kata dia, juga semakin menguat ketika wacana penundaan Pemilu 2024 mendapatkan penolakan keras tidak hanya dari kubu oposisi Demokrat dan PKS. Melainkan juga dari internal koalisi yakni PDI Perjuangan dan NasDem.

Padahal, selama ini koalisi pemerintah selalu kompak terhadap isu ataupun rencana kebijakan yang dilemparkan kepada publik.

"Ini menguatkan jika wacana penundaan pemilu itu hanya dihembuskan oleh oknum penguasa saja," jelasnya.

Di sisi lain, Dedi menduga kuat bahwasanya wacana penundaan pemilu yang disampaikan ketiga Ketum Parpol tersebut tidak murni berasal dari internal partai.

Menurutnya, baik Airlangga, Cak Imin, atau Zulhas mendapatkan tekanan dari sosok tertentu untuk mendukung wacana tersebut. Pasalnya ketiga sosok tersebut tidak memiliki kekuasaan penuh di partainya.

Kontras dengan sosok Ketum Parpol koalisi yang menolak yakni Megawati, Prabowo, dan Surya Paloh yang juga merangkap sebagai pemilik atau pendiri partai.

"Itulah sebabnya, tiga tokoh ini tidak gegabah dan latah mendukung, karena mereka sulit ditekan," tuturnya.

Lebih lanjut, Dedi mengatakan, ketiga Parpol yang mendukung isu penundaan Pemilu tersebut kini juga harus bersiap menghadapi kemungkinan terburuk untuk kehilangan sumber suara.

Sementara bagi trio Ketum Parpol tersebut untuk di "depak" dari partai juga sangat terbuka. Sebagai langkah "cuci tangan" bahwasanya isu penundaan pemilu bukanlah keputusan dari Parpol.

"Tiga tokoh ini sama-sama tidak memiliki kekuasaan penuh terhadap Parpolnya, artinya jika terjadi guncangan di internal, bukan tidak mungkin terjadi gejolak yang dapat menghentikan langkah ketiganya sebagai ketua umum," ujarnya.

Celah Penundaan Pemilu 2024 Masih Ada

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER