Hariz Azhar-Fatia, Jejak Advokasi hingga Tersangka Konten 'Lord Luhut'

CNN Indonesia
Selasa, 22 Mar 2022 14:09 WIB
Aktivis HAM Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti kian ramai diperbincangkan setelah ditetapkan tersangka dalam kasus pencemaran nama baik Luhut Binsar Pandjaitan.
Aktivis HAM Haris Azhar (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia --

Nama aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti kian ramai diperbincangkan masyarakat. Keduanya ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus Pencemaran Nama Baik yang dilaporkan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.

Status tersangka disematkan buntut dari video yang diunggah Haris dalam akun YouTube HARIS AZHAR. Video tersebut berjudul "Ada Lord Luhut Di balik Relasi Ekonomi-Ops Militer Intan Jaya!! Jenderal BIN Juga Ada!!".

Berikut CNNIndonesia.com rangkum profil Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Haris Azhar

Pria yang lahir dari pasangan Shabir Achmad dan Zubaedah merupakan anak bungsu dari empat bersaudara. Haris merupakan Direktur Eksekutif Lokataru sekaligus CEO hakasasi.id.

Sebelumnya, Haris sempat berkarier sebagai Koordinator KontraS (Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Kekerasan) sejak 2010-2016.

Kariernya di KontraS dimulai dari 1999 dan menempati berbagai posisi. Mulai dari sukarelawan Divisi Advokasi, anggota Staf Monitoring & Biro Riset, Kepala Dokumentasi Penelitian Biro, Kepala Riset, Investigasi dan Biro Database, Wakil Koordinator Kontras, hingga Haris menjadi Koordinator.

Selain berkiprah di sana, Haris juga menjadi pengajar di berbagai tempat. Dirinya mengajar kelas Hak Asasi Manusia di Universitas Trisakti Jakarta dan Jentera Indonesia Law School.

Pria kelahiran 10 Juli 1975 ini menempuh pendidikan Sarjana Hukum di Universitas Trisakti (1999) yang kemudian melanjutkan pendidikan Magister atau Master of Arts (MA) Teori Hak Asasi Manusia dan Praktek di University of Essex, Inggris (2010)

Haris Azhar pernah menerima berbagai penghargaan. Sebut saja penghargaan dari Barack Obama tentang "Standing with Civil Society" di bawah International Visitor Leadership Program (IVLP) pada tahun 2014.

Sebelumnya ia juga menerima Fellowship Transitional Justice in South Africa (2006), Anugerah "Generasi Baru Beraksi" dari Jakarta Base Radio, Penghargaan aktivis terbaik oleh iNewsTV (2015), hingga Penghargaan Karma Yogi dari Yayasan Anand Ashram (2019).

Dalam laman LinkedIn miliknya, Haris menuliskan keterampilannya di bidang Strategi, Hukum, HAM, Penelitian, Bisnis, Pengajar HAM, hingga Pengacara.

Fatia Maulidiyanti

Tak jauh berbeda dari Haris Azhar, Fatia Maulidiyanti juga merupakan Koordinator Komisi Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) terhitung sejak Juni 2020 lalu. Ia menggantikan Yati Andriyani yang menjabat pada periode 2017-2020.

Sebelum itu, memulai perjalanan kariernya di KontraS, Fatia merupakan alumni Sekolah Hak Asasi Manusia (SeHAMA) KontraS pada tahun 2014. Selepas itu, Ia menjabat sebagai Kepala Advokasi Internasional KontraS dari November 2014 sampai Juni 2020.

Saat menjabat sebagai Kepala Advokasi Internasional KontraS, Fatia tercatat secara konsisten melanjutkan agenda advokasi nasional pada beberapa kasus ke ranah internasional, baik melalui mekanisme resmi PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) maupun melakukan advokasi jejaring internasional yang ditujukan untuk kampanye, seperti pada kasus Munir, kebebasan sipil, isu ekonomi, sosial, dan budaya, serta isu hak asasi manusia lainnya.

Mengutip dari akun LinkedIn miliknya, Fatia juga aktif jadi sukarelawan. Ia merupakan founder Books For Tomorrow, sebuah komunitas yang menghimpun sumbangan buku dari masyarakat kepada para terpidana mati di Indonesia.

"Kami mendistribusikan buku ke perpustakaan penjara dan secara khusus menargetkan narapidana hukuman mati karena setiap orang memiliki hak untuk membaca," tulisnya.

Sebelumnya, Fatia juga menjadi Campaign Officer pada Walk Free Organization sejak Juli 2013 hingga kini.

Diketahui, Fatia menempuh pendidikan sarjana di bidang International Relations and Affairs atau Ilmu Hubungan Internasional di Universitas Katolik Parahyangan dari 2010 sampai 2015.

(pop/isn)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER