ANALISIS

Perubahan Jokowi soal 3 Periode dan Makna Ganda Taat Konstitusi

CNN Indonesia
Kamis, 31 Mar 2022 16:08 WIB
Pernyataan Presiden Joko Widodo soal kepatuhan terhadap konstitusi dinilai bentuk permisif terhadap wacana perpanjangan masa jabatan presiden.
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia meminta tak menghalangi wacana penundaan Pemilu 2024. (Foto: ANTARA FOTO/Fanny Octavianus)

Pengamat politik dari Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga menyatakan perubahan sikap Jokowi ini bak memperlihatkan bahwa memimpin tiga periode menjadi kehendaknya sendiri.

"Kenapa Jokowi berubah statement-nya dengan sekarang? Saya lihat ini tidak sekadar kehendak orang-orang sekitar Jokowi, bisa jadi ini juga ada kehendak yang bersangkutan. Tapi, karena dibatasi kultur, dia tidak akan sampaikan itu secara terang benderang," katanya.

Jamiluddin menyatakan politik di Indonesia senantiasa menampilkan perbedaan antara panggung depan alias pernyataan yang ditampilkan ke publik dengan panggung belakang atau sikap sesungguhnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam politik di Indonesia, menurutnya, pernyataan di panggung depan biasanya merupakan kebalikan dari berbagai langkah politik yang dilakukan di panggung belakang.

"Politik di Indonesia selalu ada perbedaan antara di panggung depan dan belakang panggung. Oleh karena itu, kita mengatakan kita harus melihat apa yang di depan panggung sebenarnya terbalik. Jadi, kalau ada pemimpin mengatakan harus taat konstitusi, kita harus melihatnya kebalikannya," ucap Jamiluddin.

Ia menambahkan, perjuangan untuk bisa menunda Pemilu 2024 atau mengubah periodisasi masa jabatan presiden akan dilakukan hingga akhir 2022. Menurutnya, penolakan tegas baru akan ditampilkan kembali oleh Jokowi bila upaya amandemen konstitusi menemui jalan buntu di akhir 2022 ini.

"Mereka akan genjot ini sampai akhir 2022. Kalau partai politik masih kukuh seperti ini [mayoritas menolak]. Mereka ingin tekan parpol ini dengan bantuan elemen masyarakat, kemungkinan mereka sampai akhir 2022," ucap dia

Tak Akan Mudah

Jika saja ketentuan pembatasan masa jabatan presiden itu sukses diamendemen, Adhi Prayitno tetap meminta Jokowi dan barisan pendukungnya untuk tidak terlalu percaya diri.

Pasalnya, pertarungan di Pemilu 2024 akan lebih sengit karena Jokowi berpotensi melawan tokoh-tokoh top, seperti Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan hingga Menparekraf Sandiaga Uno.

Selain itu, ada faktor kejenuhan masyarakat pada pemerintahan yang telah berjalan selama dua periode ini.

"Jangan overconfidence juga. Kalau tiga periode, Jokowi maju kembali, belum tentu bisa menang. Ini pertarungan di 2024 beda dengan sebelumnya, banyak nama top. Kalau lawan Anies sama Sandi belum tentu menang juga," ujarnya.

"Ada tingkat kejenuhan pada level itu yang mestinya hati-hati oleh pengusung tiga periode. Bisa saja ini menjerumuskan presiden. Cukup sudah dua periode, terlepas dari plus dan minus. [Pemilu] 2024 panggungnya tokoh-tokoh baru," imbuh Adi.

(mts/arh)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER