Masjid Istiqlal Mahakarya Anak Pendeta Jadi Simbol Toleransi

CNN Indonesia
Kamis, 07 Apr 2022 08:10 WIB
Masjid Istiqlal mahakarya anak pendeta jadi simbol toleransi (CNN Indonesia/Alfani Roosy Andinni)
Jakarta, CNN Indonesia --

"Tiap-tiap engkau datang ke hadapan Masjid Istiqlal, engkau akan berkata: Alhamdulillah, aku adalah orang, putra Indonesia, dan Indonesia memiliki masjid demikian ini yang menjadi kekaguman dunia," demikian pidato Presiden pertama RI, Sukarno saat pemancangan tiang pertama Masjid Istiqlal di tahun 1961 silam.

Ide awal pembangunan masjid raya negara yang kemudian bernama Istiqlal awalnya berawal dari penyerahan kedaulatan dari Belanda pada tahun 1949.

Ketika itu Menteri Agama Wahid Hasyim mengusulkan membangun sebuah masjid raya di jantung ibu kota. Tidak hanya berfungsi sebagai rumah ibadah tapi juga simbol negeri yang merdeka. Bung Karno lantas menyetujui gagasan itu. Saat dibangun, Bung Karno bahkan berkeinginan Istiqlal menjadi masjid yang terbesar.

Istiqlal dirancang oleh Friedrich Silaban. Seorang arsitek legendaris yang juga merupakan anak dari pendeta Protestan. Friedrich lahir di Bonandolok, Sumatra Utara pada 16 Desember 1912.

Desain masjid buatan Silaban berhasil menjadi pemenang dan menyingkirkan 30 orang yang mendaftar sayembara pembuatan Masjid Istiqlal pada 1955 lalu. Masjid itu kemudian diberi nama Istiqlal yang berarti merdeka.

Selain Istiqlal, Silaban merupakan sosok di balik bangunan-bangunan bersejarah di Indonesia, mulai dari Monumen Nasional (Monas) hingga Stadion Utama Gelora Bung Karno.

Meski beragama Protestan, Silaban tak asal ketika merancang Masjid Istiqlal. Achmad Rizky Nugraha dalam Pandangan Politik Bung Karno dalam Membangun Masjid Istiqlal (2021) menjelaskan, Silaban turut mempelajari tata cara dan aturan orang muslim melaksanakan ibadah salat dan berdoa untuk menyempurnakan rancangan Masjid Istiqlal.

Silaban juga mempelajari banyak pustaka mengenai masjid-masjid di dunia dan bertukar pikiran dengan para ulama tentang bagaimana seharusnya masjid itu dibangun.

Berbeda dengan bangunan masjid lain, Istiqlal memiliki desain arsitektur yang khas. Hampir seluruh dindingnya memiliki ciri bolong-bolong, sehingga sirkulasi udara leluasa menerobos dari semua sisi ke bagian dalam ruangan.

Desain ini tidak saja membuat sistem pengaturan udara menjadi sehat, tapi turut memunculkan kesan kemewahan. Bangunan induk Istiqlal memiliki luas 1 hektar, bertingkat 5 dengan kubah bergaris tengah 45 meter. Di pucuknya dipasang bulan bintang dengan garis tengah tiga meter.

Foto: CNN Indonesia/Adhi Wicaksono
Umat Muslim melaksanakan Shalat Tarawih berjamaah di Masjid Istiqlal. Jakarta, Sabtu (2/4/2022). (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)

Di dalamnya terdapat 12 buah tiang besar dan tinggi. Ini sekaligus menggambarkan rasa kecil manusia di hadapan Tuhan. Sementara bagian dalam kubah berbentuk cekung berwarna abu-abu kehijauan dengan ornamen yang dingin. Sehingga setiap orang yang berada di dalam ruangan selalu ingin melihat tengadah ke atas.

Total luas lantainya sebesar 7,2 hektare atau sekitar tujuh kali luas lapangan bola. Juga tidak kalah terdapat bangunan Menara yang meruncing ke atas setinggi 66,66 meter. Melambangkan jumlah ayat dalam kitab suci Al-Qur'an. Badan menara yang lancip seperti hendak menembus langit itu juga dibuat berlubang lubang.

Ini merupakan upaya dari Silaban merancang masjid tetap memberikan ciri khas Islam dan keindonesiaan pada karyanya.

Panogu Silaban, anak F. Silaban bersaksi bahwa Istiqlal merupakan karya terbesar sang ayah. Ia berkisah ayahnya memiliki pandangan kalau beragama Kristen jangan jadi orang Yahudi, kalau beragama Hindu jangan jadi orang India, kalau beragama Islam jangan jadi orang Arab. Sehingga, ayahnya membuat desain Istiqlal dengan karakter Indonesia.

"Eksterior dan interior yang dibuat ramah iklim tropis juga sekaligus merespon iklim Indonesia, sehingga seperti tidak terlalu panas saat berada di dalam Istiqlal," ujar Panogu saat berbincang dengan CNNIndonesia.com, April 2021 lalu.

Meski beragama Protestan, Panogu mengatakan ayahnya kerap melakukan riset dan berdiskusi dengan berbagai ulama saat pembangunan Istiqlal. Sehingga, ia bisa menjawab terkait kebutuhan umat Islam.

Alhasil, rancangan Istiqlal milik Silaban telah mendapat pujian dari pangeran Arab. Lama kelamaan, semakin banyak orang yang menerima karyanya.

"Dalam beberapa kali kesempatan pidato, ayah mengatakan kalau ini bukan hanya soal membangun masjid. Ini juga soal membangun masjid yang sesuai dengan karakter Indonesia," ujar Panogu menirukan ayahnya.

Masjid ini kemudian mendapat predikat sebagai menjadi masjid terbesar di Asia Tenggara dengan kapasitas 200 ribu orang.

'The New Istiqlal' dan Terowongan Silaturahmi


BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :