Gejolak yang terjadi di tubuh Partai Demokrat di Jawa Timur belum juga reda. Hal itu terjadi setelah DPP Demokrat memilih Emil Elestianto Dardak sebagai Ketua DPD Demokrat Jatim pada Musyawarah Demokrat Jatim.
DPC Demokrat di Jatim pun terbelah. Ada yang mematuhi keputusan DPP menunjuk Emil, ada pula yang berontak dan lebih memilih Bayu Airlangga sebagai pemimpin Demokrat Jatim selanjutnya.
Dukungan kepada Emil salah satunya disampaikan Sekretaris DPC Demokrat Kabupaten Kediri, M Zaini. Ia mengklaim suara akar rumput Demokrat di wilayahnya lebih memilih Wakil Gubernur Jatim tersebut untuk memimpin Demokrat di provinsi itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya sudah keliling ke PAC terkait masalah penetapan Mas Emil oleh ketum, setelah saya temui, rata-rata mengikuti segala keputusan yang diputuskan Ketum AHY (Agus Harimurti Yudhoyono), itu fixed," kata Zaini, Kamis (7/4).
Zaini mengatakan keputusan AHY yang menetapkan Emil sebagai ketua DPD Demokrat Jatim tersebut, adalah ketetapan tertinggi yang harus dihormati serta tidak patut untuk dipersoalkan.
"Kami tegak lurus mendukung keputusan Ketum AHY. Ketika posisinya saat ini ketum sudah memutuskan Mas Emil sebagai ketua terpilih, maka, keputusan ketum menjadi keputusan tunggal yang harus kami hormati dan kami tunduk, kami anggap sebagai sebuah keputusan tertinggi, jadi tidak ada alasan keputusan Ketum untuk kita pertanyakan kembali," tegas dia.
Menurutnya, terpilihnya Emil sebagai ketua DPD Demokrat Jatim merupakan keputusan yang tepat, demi kebesaran dan kemajuan partai Demokrat ke depan.
Ia menilai, kapasitas Emil sebagai Wakil Gubernur Jatim menjadi nilai lebih. Emil juga dianggap memiliki bangunan jejaring akar rumput yang kokoh, hal ini penting dalam rangka mengakomodir simpati dan dukungan kepada Partai Demokrat.
"Keputusan Ketum AHY merupakan keputusan terbaik untuk kebesaran, kemajuan dan kejayaan partai Demokrat khususnya di Jatim," ujarnya.
Sebagai informasi, sebelumnya Musda Demokrat Jatim digelar 20 Januari 2022 lalu hasilnya adalah Bayu Airlangga meraih dukungan 25 DPC, dan Emil Dardak meraih 13 DPC. Namun, DPP Demokrat akhirnya memutuskan Emil Dardak sebagai Ketua Demokrat Jatim.
Penunjukan Emil ini mendapat perlawanan dari DPC pemilik suara yang mendukung Bayu Airlangga. Mereka menyebut DPP yang dipimpin oleh AHY tidak demokratis.
Sementara itu Ketua DPC Demokrat Jember, Zarkasi meminta DPP Demokrat merujuk kembali pada AD/ART partai terkait penunjukan Ketua DPD Demokrat Jatim.
Zarkasi menilai DPP Demokrat tidak bisa membaca suasana demokrasi saat Musda beberapa waktu lalu. Padahal, sambungnya, platform Partai Demokrat jelas menjunjung demokrasi.
"Di dalam pembukaan AD/ART Partai Demokrat alinea ke-6, bunyinya rakyat ingin didengar suaranya, serta kebebasan demokrasi terbuka. Bagaimana itu dijalankan oleh DPP, wong internal saja tidak diberi kesempatan," kata Zarkasi dalam keterangannya, Kamis.
Zarkasi juga menyinggung pernyataan Ketua BPOKK Demokrat Herman Khaeron yang menyebut Emil lebih loyal kepada AHY dalam penentuan Musda Demokrat Jatim.
Menurut Zarkasi jika Emil loyal ke AHY, seharusnya akar rumput di Jatim loyal juga ke Wagub Jatim itu. Namun, sambungnya, mayoritas suara di dalam Musda menyatakan tidak demikian.
"Apapun memang ada yang menang ada yang kalah, kita siap. Dan alhamdulillah Mas Bayu menang pada saat Musda bisa dilihat dari angka 25 dan 13 untuk kompetitor [Emil]. Kami juga menyesalkan kompetitornya Mas Bayu sebagai negarawan, seharusnya tahu diri. Tapi ini tidak," katanya.