Dosen UGM Sebut Bercanda Posting Olok-olok Ade Armando
Dosen Universitas Gadjah Mada (UGM) Karna Wijaya mengaku hanya bercanda mengunggah masalah pengeroyokan terhadap pegiat media sosial (medsos) Ade Armando saat aksi di depan Gedung MPR/DPR, Senin (11/4) lalu.
Dosen Fakultas MIPA UGM itu mengatakan postingan terkait Ade di medsosnya sebatas guyon. Ia menilai unggahan yang dirinya buat juga biasa saja.
"Saya mem-posting sesuatu yang sebenarnya hanya gojekan (bercanda), jadi kan sangat biasa sekali. Bahkan statement-statement yang dikeluarkan Ade Armando dan lain sebagainya itu lebih sadis," kata Karna usai dimintai keterangan oleh rektor dan Dekan FMIPA di Balairung UGM, Sleman, Senin (18/4).
Karna mengatakan bukan hanya peristiwa pemukulan terhadap Ade Armando saja yang dirinya buat candaan. Ia melakukan hal serupa untuk isu begal maupun kejahatan jalanan yang kini ramai diplesetkan dengan istilah klitih.
"Sosial politik yang lain, ekonomi juga. Tapi tidak digoreng. Yang digoreng cuma (isu) Ade Armando saja," ujarnya.
Tangkapan layar komentar 'disembelih' itu, kata Karna, terlihat layaknya telah diedit sebelum diunggah ke Facebook Kagama oleh seseorang berinisial JS tanpa sepengetahuannya. Ia tak mengetahui maksud yang bersangkutan melakukan hal demikian.Salah satu yang digoreng adalah ketika dirinya menimpali sebuah unggahan lain pada kolom komentar dengan menuliskan kata 'disembelih'. Karna menegaskan komentarnya itu bukan dalam konteks peristiwa atau postingan mengenai Ade Armando.
"Apakah itu untuk menimbulkan kegaduhan atau kebencian kolektif di grup itu terhadap saya. Seandainya dia tersinggung, tapi dia bukan friend saya di Facebook itu, saya juga enggak kenal orang itu," ujarnya.
Terlepas dari itu, Karna mengakui telah salah memilih diksi dalam komentarnya, sehingga memunculkan berbagai persepsi dalam komunikasi nonverbal via medsos ini.
"Tapi saya kata 'sembelih' juga bukan dalam konteks Ade Armando," katanya.
Berlanjut ke halaman berikutnya...