Dosen UGM Minta Maaf soal Posting Olok-olok Ade Armando
Dosen yang juga Guru Besar Fakultas MIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) Karna Wijaya meminta maaf telah membuat gaduh karena unggahan yang mengolok-olok insiden pengeroyokan pegiat media sosial (medsos) Ade Armando.
"Saya mohon maaf atas kegaduhan ini. Terutama karena melibatkan Universitas Gadjah Mada. Dalam tanda kutip, mungkin sedikit pencemaran. Kegaduhan di masyarakat ini tentu saja tidak kita harapkan," kata Karna usai dimintai keterangan oleh rektor dan dekan FMIPA di Balairung UGM, Sleman, Senin (18/4).
Karna menegaskan unggahannya yang mengomentari pengeroyokan Ade juga sebatas guyonan belaka. Ia pun membandingkan berbagai pernyataan Ade di medsos selama ini yang lebih sadis.
"Saya mem-posting sesuatu yang sebenarnya hanya gojekan (bercanda), jadi kan sangat biasa sekali. Bahkan statement-statement yang dikeluarkan Ade Armando dan lain sebagainya itu lebih sadis," ujarnya.
Karna mengatakan selama ini bukan hanya peristiwa pemukulan terhadap Ade saja yang dirinya buat candaan. Ia melakukan hal serupa untuk isu begal maupun kejahatan jalanan yang ramai diplesetkan dengan istilah klitih.
"Sosial politik yang lain, ekonomi juga. Tapi tidak digoreng. Yang digoreng cuma (isu) Ade Armando saja," katanya.
Salah satu unggahan Karna yang viral adalah postingan menyertakan kolase foto 9 tokoh seperti Ade Armando, Permadi Arya, Guntur Romli, Denny Siregar, Dewi Tanjung dan beberapa lainnya.
Satu figur diberi tanda silang di tengah adalah Ade Armando, dengan menyertakan kalimat berbunyi 'Satu Persatu Dicicil Massa' diikuti emoticon tertawa.
Karna mengakui mengunggahnya, namun lagi-lagi dalam konteks bercanda. Foto kolase tersebut, menurutnya, juga diambil dari postingan lain dari grup WhatsApp yang bukan buatannya.
"Tapi sebenarnya begini, nyuwunsewu saya mengekspresikan itu kan sebenarnya wajar saja. Enggak ada maksud politik ya, tapi kalau mau dikait-kaitkan politik ya monggo," katanya.
Sementara Kabag Humas dan Protokol UGM Dina W Kariodimedjo menambahkan proses pemeriksaan Karna hari ini dihadiri rektor, wakil rektor bidang Sumber Daya Manusia (SDM), dekan FMIPA.
Hasil permintaan keterangan ini akan diserahkan dan ditindaklanjuti oleh Dewan Kehormatan Kampus (DKU) UGM.
"Proses selanjutnya tentunya menunggu hal-hal tersebut," ujarnya.
Sebelumnya, Karna Wijaya menjadi sorotan di media sosial karena sempat melontarkan olokan terhadap Ade Armando usai menjadi korban penganiayaan di depan Gedung MPR/DPR, Jakarta.
Sejauh ini, akun milik Karna Wijaya sudah tidak ditemukan usai viral dibicarakan warganet. Namun, ada yang sempat memfoto layar sehingga jejak unggahan Karna Wijaya di Twitter dan media sosial lainnya masih bisa diketahui.
Dosen komunikasi UI itu menjadi korban penganiayaan saat hadir dalam aksi menolak perpanjangan masa jabatan presiden di depan kantor MPR/DPR, Jakarta beberapa waktu lalu.
Ade diamuk massa hingga tak berdaya. Ia lantas dibawa ke rumah sakit Siloam, Semanggi Jakarta. Tim dokter menyatakan ada pendarahan di otak akibat pemukulan yang dialaminya.
Sejauh ini polisi sudah menetapkan beberapa orang sebagai tersangka.
(kum/fra)