Guntur Romli PSI Polisikan Dosen UGM Karna Wijaya

CNN Indonesia
Senin, 18 Apr 2022 19:37 WIB
Politikus PSI Guntur Romli mengaku merasa terancam karena postingan dosen UGM Karna Wijaya memuat foto dia dan istrinya.
Guntur Romli (kiri) polisikan guru besar UGM. (CNN Indonesia/Bintoro Agung Sugiharto)
Jakarta, CNN Indonesia --

Dosen yang juga Guru Besar Fakultas MIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) Karna Wijaya dipolisikan oleh politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Mohamad Guntur Romli terkait dugaan pengancaman ke Polda Metro Jaya pada Senin (18/4).

"Hari ini melaporkan pemilik Facebook yang terduga atas nama Karna Wijaya dosen guru besar UGM. Saya merasa diancam dan dihasut karena ada postingan dia di FB yang memuat foto saya dan istri saya," kata Guntur kepada wartawan, Senin (18/4).

"Dan komen-komen di bawahnya terduga si karena Wijaya ini memberikan komentar sembelih dan juga dibedil," imbuunya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Guntur mengaku awalnya ia tak berniat melaporkan Karna. Sebab, Karna adalah seorang dosen. Namun, setelah diusut lebih lanjut, Guntur menyebut bahwa Karna juga terlibat dalam gerakan intoleran.

"Ada dugaan Karna Wijaya bukan dosen biasa tapi juga ada dugaan dia terlibat dalam gerakan intoleran dan radikal. Kemudian setelah saya lihat FB dan IGnya dia banyak memegang senjata saya gk tahu apakah itu asli atau apapun," ujarnya.

Dalam kesempatan sama, Aulia Fahli selaku kuasa hukum Guntur menyampaikan bahwa pihaknya menyertakan sejumlah barang bukti dalam laporan ini.

Barang bukti itu di antaranya unggahan Karna di media sosial, tangkapan layar yang berisi komentar, hingga sejumlah link.

"Postingan berisi gambar foto yg dijelaskan ada foto Ade Armando yang disilang, dan ini ada foto mas Guntur dan istrinya. Ada lagi komentar-komentarnya, ada caption dan komentar kemudian ada lagi ada kalimat dibedil saja, kemudian ada kalimat disembelih," tuturnya.

Laporan terhadap Karna teregister dengan nomor LP/B/1983/IV/2022/SPKT/POLDA METRO JAYA, Tanggal 18 April 2022.

Adapun Karna dilaporkan terkait dugaan penghasutan dan atau pengancaman melalui media elektronik dan atau ujaran kebencian melalui media elektronik, Pasal 160 KUHP dan atau Pasal 29 Jo Pasal 45 ayat 3 dan atau Pasal 28 ayat 2 Jo Pasal 45 ayat 2 UU ITE.

Ancaman yang Sama dari Ade Armando 

Pengacara Ade Armando juga berencana melaporkan Karna Wijaya ke Polda Metro Jaya dugaan pencemaran nama baik.

"Jam 4. Kita mau lapor sih yang dosen [UGM]. Di Polda Metro Jaya," kata Aulia Fahmi saat dihubungi, Senin (18/4).

Terpisah, Kuasa Hukum Ade lainnya, Muannas Alaidid membenarkan rencana laporan ke polisi sore ini. Ia mengatakan bakal menuntut Karna Wijaya dengan pasal 24 Ayat 4 dan 29 UU ITE.

"Kalo yang dosen UGM itu ada pasal 24 Ayat 4 ITE karena pengancaman sama pasal 29 UU ITE," kata Muannas saat dikonfirmasi, Senin (18/4).

Karna Wijaya dilaporkan Ade karena mengunggah foto kolase Ade dan sejumlah tokoh seperti Permadi Arya, Guntur Romli, Denny Siregar, hingga Dewi Tanjung.
Dalam foto tersebut, Karna memberi tanda silang pada wajah Ade dengan menyertakan kalimat "Satu Persatu Dicicil Massa" diikuti emotikon tertawa.

Sebagai informasi, Karna Wijaya juga tengah menjadi sorotan di media sosial karena sempat melontarkan olokan terhadap Ade Armando usai menjadi korban penganiayaan di depan Gedung MPR/DPR, Jakarta. Atas unggahan itu, Karna pun meminta maaf.

"Saya mohon maaf atas kegaduhan ini. Terutama karena melibatkan Universitas Gadjah Mada. Dalam tanda kutip, mungkin sedikit pencemaran. Kegaduhan di masyarakat ini tentu saja tidak kita harapkan," kata Karna usai dimintai keterangan oleh rektor dan dekan FMIPA di Balairung UGM, Sleman, Senin (18/4).

Kata Karna, unggahannya itu hanya sebatas guyonan belaka. Ia pun membandingkan berbagai pernyataan Ade di medsos selama ini yang lebih sadis.

"Saya mem-posting sesuatu yang sebenarnya hanya gojekan (bercanda), jadi kan sangat biasa sekali. Bahkan statement-statement yang dikeluarkan Ade Armando dan lain sebagainya itu lebih sadis," ujarnya.

(dis/blq/dal)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER