Ade Armando Babak Belur, Pemerintah Minta Setop Pertajam Polarisasi

CNN Indonesia
Selasa, 19 Apr 2022 15:56 WIB
Pegiat media sosial Ade Armando (tengah) diamankan petugas kepolisian saat aksi unjuk rasa di depan kompleks Parlemen di Jakarta, Senin (11/4/2022). ANTARA FOTO/Galih Pradipta/hp.
Jakarta, CNN Indonesia --

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Rumadi Ahmad berharap pihak mana pun tak mempertajam polarisasi politik di masyarakat usai pengeroyokan pegiat media sosial Ade Armando.

Rumadi mengatakan polarisasi politik, terutama yang berbasis agama, berbahaya untuk masa depan bangsa. Dia berharap tak ada pihak yang merawat hal tersebut.

"Kalau terus dipertajam, polarisasi politik itu akan terus menimbulkan dendam politik tak berkesudahan. Sebaiknya kita menjadi bagian dari orang atau kelompok yang mencairkan polarisasi itu, bukan justru mempertajam," kata Rumadi melalui pesan singkat kepada CNNIndonesia.com, Selasa (19/4).

Rumadi meyakini masyarakat Indonesia pada dasarnya moderat dan lebih menyukai kehidupan harmonis. Masyarakat Indonesia, ucapnya, tak suka hidup dalam polarisasi ekstrem.

Rumadi menilai masyarakat rentan terbelah dalam polarisasi itu. Oleh karena itu, ia menilai perlu ada pihak yang terus merawat keharmonisan di tengah masyarakat.

"Di situlah pentingnya masyarakat perlu diberi pemahaman politik, anatomi gerakan keagamaan, dan sebagainya. Masyarakat juga perlu ditunjukkan yang dialami negara-negara yang terlibat dalam konflik politik yang dibungkus agama," ujar tokoh Nahdlatul Ulama tersebut.

Sebelumnya, pegiat media sosial Ade Armando mengalami pengeroyokan saat ikut aksi unjuk rasa di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (11/4). Akibat kejadian itu, Ade dirawatdi rumah sakit hingga saat ini.

Usai pengeroyokan, sejumlah kerabat Ade mengaitkan pengeroyokan dengan polarisasi politik. Pegiat media sosial Denny Siregar menyebut pengeroyok Ade adalah kadrun-sebutan yang disematkan warganet terhadap pendukung politik sayap kanan.

Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie menyebut pengeroyok Ade merupakan anggota grup WhatsApp relawan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

"Beredar sebuah foto screenshot percakapan sebuah grup Whatsapp dengan nama Relawan Anies Apik 4. Salah satu anggota grup dengan wajah bukan mahasiswa, usianya saya perkirakan di atas 45 tahun, melaporkan kehadiran Ade Armando di aksi demo dan dia minta tolong agar informasi ini diteruskan ke massa aksi dengan tujuan agar massa menggeruduk Ade," ungkap Grace melalui video di kanal YouTube Cokro TV, Rabu (13/4).

(dhf/ain)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK