Dihubungi terpisah, Pengamat kebijakan publik dari Universitas Trisakti Trubus Rahadiansyah mengatakan pemerintah juga perlu menyiapkan jalan alternatif untuk mudik tahun ini.
Menurut Trubus, jalan alternatif ini akan membantu mengurai kemacetan yang terjadi di ruas jalan tol atau jalan nasional.
"Harus dibuat juga jalan-jalan alternatif, harus dibuka, jadi misal di tol terjadi kemacetan maka harus ada peluang untuk dikeluarkan dari pintu tol, jadi ada jalan alternatif keluar," kata Trubus.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Trubus turut mengimbau agar ada penempatan aparat keamanan di jalan alternatif atau jalan kampung tersebut. Ini dilakukan guna mencegah kriminalitas.
Pasalnya, kata Trubus, situasi pandemi Covid-19 serta meningkatnya harga kebutuhan dan lainnya, dapat memicu aksi kriminalitas dengan memanfaatkan situasi arus mudik.
"Situasi kesulitan untuk kepentingan pribadi kan banyak yang ngemis-ngemis, minta-minta kan nanti memanfaatkan semua, apalagi kalau disertai ndalisme memecahkan spion kan repot itu," ujarnya.
Selain upaya mencegah kemacetan, Trubus juga mengingatkan soal pentingnya menyediakan fasilitas bagi para pemudik. Terutama, di sepanjang jalur mudik.
Trubus menuturkan fasilitas ini bisa berupa pos kesehatan hingga tempat untuk beristirahat. Menurutnya, rest area tak mungkin bisa memenuhi kebutuhan para pemudik, apalagi jumlahnya terbatas.
"Kan orang bisa kelelahan kecapaian, misal perjalanan Jakarta-Surabaya jalan darat kan capai, jadi harus disediakan tempat, apalagi bawa keluarga, anak di mobil terus kan capai," ujarnya.
Menurut Trubus, di titik-titik yang diprediksi rawan kemacetan juga perlu disediakan pos kesehatan beserta tenaga kesehatan maupun relawan.
Selain itu pemerintah jika memungkinkan bisa bekerja sama dengan sejumlah bengkel untuk membuat pos pemeriksaan kendaraan di sepanjang jalur mudik.
"Karena kekhawatiran kita mungkin mobilnya ban bocor atau mesin bermasalah. Cuma yang kayak gini belum diantisipasi," ujarnya.
Trubus juga menyinggung soal fasilitas penyediaan bahan bakar di sepanjang jalur mudik. Menurutnya, besar kemungkinan banyak pemudik yang kehabisan bahan bakar di perjalanan dan jauh dari lokasi pom bensin.
"Pengalaman dulu muncul orang-orang yang memanfaatkan situasi jual bensin mahal," ucapnya.
Senada, Djoko Setijowarno juga menilai pentingnya pos pelayanan di sepanjang jalur mudik. Bahkan, ia mengusulkan perlu ada helikopter yang disiapkan di sekitar pos tersebut.
Menurutnya, helikopter tersebut bisa digunakan untuk evakuasi jika terjadi keadaan darurat, misalnya kecelakaan. Djoko menyebut bakal banyak mobil pemudik yang berhenti sembarangan, seperti bahu jalan tol, dan bisa memicu kecelakaan.
"Nanti kalau ada kecelakaan atau apa mudah evakuasi, karena khawatirnya bahu jalan tol kan karena orang capai dianggapnya kayak jalan biasa dia istirahat, kan di bahu jalan tol harus steril kecuali kendaraan khusus, misalnya patroli," kata Djoko.
(dis/fra)