Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi (Dewas KPK) akan meminta klarifikasi Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, terkait dugaan gratifikasi yang diterima Komisioner KPK Lili Pintauli Siregar, Kamis (21/4).
Gratifikasi dimaksud berupa fasilitas akomodasi hotel hingga tiket menonton ajang balap MotoGP Mandalika pada 18-20 Maret 2022.
"Ya, benar. Dewas memerlukan klarifikasi Dirut Pertamina atas keterangan anak buahnya," ujar Anggota Dewas, Syamsuddin Haris, kepada CNNIndonesia.com melalui keterangan tertulis, Rabu (20/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pertamina diduga menjadi pihak yang memberikan gratifikasi tersebut kepada Lili. Syamsuddin berharap pihak Pertamina kooperatif untuk membantu mengusut dugaan pelanggaran kode etik dan pedoman perilaku yang dilakukan oleh Lili.
"Dewas berharap kepada pihak-pihak terkait, termasuk Pertamina dan anak perusahaannya, bisa bekerja sama dan kooperatif, yakni dengan memberikan keterangan secara benar dan jujur mengenai informasi yang mereka ketahui," ungkap Syamsuddin pada Senin (18/4).
Ia memastikan Dewas akan menjalani tugas secara transparan dan profesional.
"Tidak ada yang ditutup-tutupi. Saat ini Dewas masih dalam tahap pengumpulan informasi, bahan, dan keterangan dari pihak-pihak terkait yang diduga mengetahui dan memiliki informasi tentang dugaan pelanggaran etik yang dilakukan oleh ibu LPS [Lili Pintauli Siregar]," imbuhnya.
CNNIndonesia.com sudah mencoba mengonfirmasi hal ini kepada Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman, Manager Media Communications Pertamina Heppy Wulansari, dan Nicke. Namun, belum ada yang memberikan jawaban hingga berita ini ditulis.
Sementara itu, dalam prosesnya, Dewas KPK telah meminta dokumen mengenai laporan dugaan pelanggaran kode etik tersebut.
Di antaranya bukti pemesanan dan pembayaran tiket MotoGP tanggal 18-20 Maret 2022 pada Grandstand Premium Zona A. Kemudian, pemesanan penginapan di Amber Lombok Beach Resort tanggal 16-22 Maret 2022.
Belum ada respons dari Lili terhadap laporan tersebut. Nomor telepon yang bersangkutan tidak bisa dihubungi hingga berita ini ditulis.
(ryn/pmg)