![]() |
Tak hanya menimbulkan kekecewaan, penangkapan para tersangka minyak goreng, kata Malvin (26) pengusaha, membuat kepercayaan masyarakat pada pemerintah menurun.
"Jelas membuat kepercayaan masyarakat tentunya semakin menurun kepada pemerintah. Negara yang seharusnya sangat memperhatikan kesejahteraan rakyat, tapi ini malah jadi bagian dari mafia itu sendiri lewat salah seorang oknumnya," ujar Malvin.
Malvin menyayangkan pemerintah sendiri yang membuat kekacauan dari kelangkaan minyak goreng. Menurutnya, apresiasi besar perlu kita berikan kepada Kejagung dalam menindak mafia migor. Namun sayangnya, lembaga selevel Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tidak terdengar kiprahnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di satu sisi pengungkapan ini juga harusnya tidak hanya menggiring opini terhadap kehebatan pemerintah. Justru ini menjadi evaluasi dan tantangan ke depannya agar ada upaya normalisasi harga ketersediaannya," ucap Malvin.
Kini, yang harus menjadi prioritas adalah ketersedian bahan pokok yang mudah dicari dan tentu saja dengan harga normal. Adapun harapan ini bukan hanya untuk minyak goreng semata tetapi untuk bahan pokok lainnya.
![]() |
Sri Dwiyati (52), pedagang di dekat Pasar Simpang, Penggilingan juga merasa kecewa terhadap kenaikan harga minyak goreng. Kekecewaan makin menjadi karena tersangka ada yang berasal dari pemerintah.
"Ya tega-teganya sama rakyat kecil," kata Sri.
Sri menyerahkan hukuman untuk para tersangka kepada Allah. Selanjutnya, sebagai ibu rumah tangga, Sri berharap agar masalah minyak goreng cepat terselesaikan.
"Yang jelas minta bantuan buat rakyat kecil. Sama minta minyak goreng segera diselesaikan biar gak banyak menderita," ujar dia.
![]() |
Serupa dengan ungkapan Alip (21), pedagang di Pasar Simpang, Penggilingan. Ia mengaku penangkapan para tersangka minyak goreng oleh Kejaksaan Agung tempo hari bukanlah urusannya.
"Ya udah itu mah urusan sono. Kalau misalnya emang bisa ketangkep ya tangkep deh. Kalo gak bisa ya udah mau gimana?" kata Alip.
Walaupun kecewa terhadap kasus ini, Alip merasa tak dapat berbuat apapun karena hanya sebagai penyalur.
Adapun harga yang mahal tak jadi masalah bagi Alip. Karena yang terpenting, kata Alip, ketersediaan stok minyak goreng sehingga dirinya dapat berjualan.
"Harga mahal gak apa-apa yang penting ada (stok minyak gorengnya)," jelas Alip.