Hujan Satu Jam, Jalanan Kota Hingga Puluhan Rumah di Solo Tergenang

CNN Indonesia
Minggu, 08 Mei 2022 21:40 WIB
Ilustrasi. Kadis PUPR Kota Solo mengatakan genangan terjadi karena intensitas hujan yang tinggi dan merata, juga dipengaruhi drainase yang tak mampu menampung luapan air. (Istockphoto/FeelPic)
Solo, CNN Indonesia --

Belasan titik terendam air setelah hujan lebat mengguyur Kota Solo, Jawa Tengah, selama sekitar satu jam, Minggu (8/5) siang.

Usai hujan, genangan terjadi di sejumlah ruas jalan utama Kota Solo dan permukiman padat penduduk di sekitar aliran anak sungai Bengawan Solo.

Salah satu warga Kartosuro, Kabupaten Sukoharjo, Kustini mengaku harus menembus genangan air setinggi lutut orang dewasa di Jalan Slamet Riyadi saat hendak berkunjung ke rumah keluarga di Kelurahan Sangkrah, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo. Jalan Slamet Riyadi merupakan jalan utama yang melintas di tengah Kota Solo.

"Di daerah Sriwedari lumayan tinggi. Saya lihat sampai ada yang nuntun motornya karena mogok," katanya melalui pesan singkat.

Informasi tersebut dibenarkan oleh Kepala Seksi Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas (MRLL) Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Solo, Mudo Prayitno. Menurutnya, genangan air akibat hujan deras sempat menimbulkan penumpukan kendaraan di sejumlah ruas jalan.

Selain kawasan Sriwedari di Jalan Slamet Riyadi, genangan juga terjadi Jalan MT Haryono, tak jauh dari Stadion Manahan. Dishub bahkan sempat menutup akses dari Jalan MT Haryono menuju Jalan Slamet Riyadi dan Jalan Sam Ratulangi maupun sebaliknya.

"Kami sempat melarang kendaraan melintas karena genangannya cukup tinggi. Tapi nggak lama setelah hujan reda sudah kita buka lagi karena sudah surut," kata Mudo.

Selain di jalan perkotaan, genangan air juga terjadi di kawasan permukiman. Beberapa di antaranya yang terpantau adalah di Kampung Todipan, Kelurahan Purwosari yang berada di bantaran sungai Todipan. Itu merupakan anak sungai Kali Jenes yang bermuara di Bengawan Solo.

Menurut laporan warga, air sungai mulai meluap sekitar pukul 15.00 WIB. Air terus naik hingga memasuki rumah-rumah warga yang berada di kawasan padat penduduk tersebut.

"Ini termasuk tinggi. Sedengkul kaki," kata warga setempat, Dandung Haryadi.

Saat banjir terjadi banyak rumah yang kosong karena ditinggal mudik. Akibatnya, hanya sebagian warga yang sempat mengevakuasi barang-barang berharga yang dimiliki.

"Banyak yang sedang keluar rumah. Entah mudik atau piknik saya juga kurang tahu," katanya.

Luapan air sungai jug terjadi di Kelurahan Pucangsawit, Kecamatan Jebres. Salah satu warga, Hananto mengatakan genangan di daerah tersebut cukup dalam hingga mencapai 90 cm.

"Di RT 01 RW 04 ada 44 rumah yang tergenang. Lalu di RT 02 RW 05 ada 12 rumah. Tapi setelah hujan reda, airnya langsung surut," katanya.

Saat dikonfirmasi, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Solo, Nur Basuki mengatakan genangan terjadi karena intensitas hujan yang tinggi dan merata di daerah Solo dan sekitarnya.

"Hujannya rata. Di Wonogiri dan Boyolali juga hujan jadi airnya masuk ke Solo semua," katanya.

Dinas PUPR sebenarnya sudah menyalakan semua pompa yang berada di pintu air yang berada di anak sungai Bengawan Solo. Namun karena tingginya curah hujan, kapasitas saluran drainase tak mampu menampung luapan air yang ada.

"Tadi di Sriwedari aja airnya sudah naik ke jalan. Artinya, saluran drainasenya sudah tidak mampu," katanya.

Dinas PUPR, kata Nur Basuki, sebenarnya telah membersihkan secara rutin drainase perkotaan di Solo. Bahkan ia memastikan saluran drainase di Solo dalam keadaan prima sebelum memasuki masa libur Lebaran.

Menurutnya, genangan di sejumlah titik di Solo disebabkan karena banyaknya pemudik yang pulang kampung ke Solo dan sekitarnya. Kedatangan para pemudik tersebut diduga menimbulkan sampah yang cukup banyak.

"Kita kemarin kan libur 10 hari. Kita belum antisipasi bahwa dengan mudik 10 hari itu kan jumlah sampah yang ada tinggi sekali," katanya.

Ia menduga banyak sampah yang masuk ke saluran drainase dan sungai-sungai perkotaan.

"Iya (banyak sampah masuk saluran drainase). Sementara kita siaga di pintu-pintu air. Tidak sampai ke inlet-inlet yang mampet," katanya.

Ia memastikan pihaknya telah mengirim petugas untuk memeriksa kondisi inlet saluran drainase setelah hujan reda. Saat ini ia belum menerima laporan dari petugas di lapangan.

"Tadi sehabis hujan sudah kita perintahkan cek ke inlet-inlet seperti apa," ujar Nur Basuki.

(syd/kid)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK