Guru Besar Kesehatan Anak bidang Gastrohepatologi Hanifah Oswari mengatakan sejauh ini kelompok yang banyak terpapar virus hepatitis akut misterius adalah usia anak-anak.
"Sudah diteliti bahwa kasus [penyakit hepatitis akut misterius pada pasien] tertua itu 16 tahun, enggak ada yang lebih. Ternyata kebanyakan [pasien] itu di bawah 10 tahun," kata Hanifah dalam konferensi pers bersama Kementerian Kesehatan, Kamis (5/5).
"Di Inggris, [penyakit] kebanyakan [dialami] anak di bawah 5 tahun. Hingga kini datanya kena ke anak-anak saja," tambahnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut virus hepatitis akut misterius yang pertama kali ditemukan pada 27 April 2022 menular melalui asupan makanan yang masuk melalui mulut.
Budi menyarankan agar masyarakat meningkatkan kewaspadaan dengan melakukan tindakan pencegahan seperti rajin mencuci tangan.
Lebih lanjut, Budi mengimbau masyarakat khususnya anak-anak melakukan pemeriksaan SGPT dan SGOT untuk melihat apakah nilainya masih berada di angka normal.
IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) menyarankan agar orang tua mengikuti beberapa langkah pencegahan, seperti rajin mencuci tangan, minum air bersih dan matang, konsumsi makanan yang bersih dan matang, membuang tinja atau popok sekali pakai pada tempatnya.
Lalu, gunakanlah alat makan sendiri jika terdapat temuan salah satu gejala. Lakukan pula protokol kesehatan Covid-19 seperti menggunakan masker dan menjaga jarak.
(lna/isn)