Curi Start Koalisi Indonesia Bersatu dan Angin Lalu Perintah Jokowi
Rentang waktu menuju gelaran Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 setidaknya masih dua tahun lagi, namun geliat untuk memenangkan pesta demokrasi itu sudah terlihat.
Termasuk pula tiga partai politik yang tergabung dalam koalisi kabinet Indonesia Maju di bawah kepemimpinan Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin: PPP, Golkar, dan PAN.
Tiga parpol yang bagian dari pendukung pemerintah saat ini itu sudah curi start dengan membentuk kemitraan jelang pemilu bernama Koalisi Indonesia Bersatu.
Hal tersebut disepakati ketum tiga parpol tersebut dalam pertemuan pada Kamis (12/5).
Sebagai catatan selain PAN yang merupakan junior di dalam koalisi Jokowi-Ma'ruf, Ketum Golkar dan PPP adalah menteri di dalam Kabinet Indonesia Maju (2019-2024). Ketum Golkar Airlangga Hartarto adalah Menko Perekonomian, sementara Ketum PPP Suharso Monoarfa adalah Menteri PPN atau Kepala Bappenas.
Pengamat menilai bergabungnya tiga parpol itu bisa jadi langkah baik bagi masing-masing jika tujuannya untuk menyelamatkan kepentingan masing-masing di Pemilu 2024 mendatang. Apa lagi, Golkar, PAN dan PPP mempunyai persoalan yang hampir sama.
Analis politik dari Exposit Strategic Arif Susanto menilai PAN, PPP, dan Golkar punya posisi tawar yang relatif rendah untuk Pemilu 2024. Baik dari segi kekuatan ketua umumnya, maupun secara keseluruhan partainya.
Misalnya Golkar, kata Arif, saat ini tengah diterpa isu kudeta Airlangga Hartato dan penolakan dari internal partai. Sementara, PAN pada kongres terakhirnya justru terjadi perpecahan dengan munculnya Partai Ummat.
"Masih ada friksi," kata Arif kepada CNNIndonesia.com, pada Selasa (17/5).
Kemudian, posisi Suharso Monoarfa sejak menjabat sebagai Ketum PPP juga belum memperlihatkan adanya terobosan yang bisa mengantarkan keberhasilan parpol di 2024.
Di sisi lain, ketiga parpol tersebut juga dalam beberapa survei diprediksi akan mengalami penurunan suara. Sehingga, Arif tak heran jika ketiga parpol itu membentuk koalisi meskipun masa gelaran Pemilu masih lama.
"Apakah terlalu dini? kalau dilihat dari kepentingan tiga parpol itu tidak. karena mereka ingin menaikkan posisi tawar," ujar Arif.
Namun, soal efektifitas dan prediksi keberhasilan koalisi untuk menaikkan posisi tawar, menurut Arif masih harus di uji. Arif tak memungkiri jika dalam praktik politik, efek ekor jas masih berpengaruh. Artinya, keberhasilan koalisi itu bergantung dengan calon yang akan diusung.
Seperti diketahui, sejak koalisi itu dibentuk, belum ada deklarasi bakal calon presiden yang diusung. Namun, koalisi tiga partai itu sudah gencar bermanuver dan mendapat sinyal dukungan dari beberapa tokoh yang namanya kerap muncul di survei untuk bursa capres.
Tiga hari berselang dari pembentukan Koalisi Indonesia Bersatu, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan kedatangan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Usai pertemuan itu pun, pria yang akrab disapa Emil itu menyampaikan dukungannya terhadap pembentukan Koalisi Indonesia Bersatu.
Selain Emil, nama-nama lain seperti Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur DKI Jakarta juga turut muncul. Mereka digadang-gadang berpotensi menjadi bakal capres yang diusung koalisi PPP-Golkar-PAN itu.
Menurut Arif, nama-nama itu bisa saja mendulang suara jika benar-benar diusung untuk Pemilu 2024. Sehingga mengantarkan keberhasilan ketiga partai tersebut.
Meskipun demikian, dia pesimistis koalisi tersebut bisa solid sampai 2024. Pasalnya masih ada kecenderungan ego dalam setiap partai.
Seperti diketahui, salah satunya, dalam Munas Golkar sudah mengamanatkan nama Airlangga yang akan diusung. Meskipun dalam beberapa survei, elektabilitasnya konsisten rendah.
"Kalau misalkan mereka mengharapkan efek ekor jas tadi, ya enggak bisa enggak koalisi yang terbentuk itu kemudian akan mengerucut untuk memberikan dukungan satu dia antara nama tadi," kata dia.
"Tanpa mereka, koalisinya enggak bunyi di Pilpres. kecuali kalau koalisi itu dimaksudkan hanya untuk menyelaraskan pandangan alternatif kebijakan yang mungkin akan diambil ada level DPR. tapi Saya enggak yakin arahnya ke sana," imbuhnya.
Baca halaman selanjutnya...