Polisi hingga kini masih terus mendalami kejadian kecelakaan maut Bus PO Ardiansyah di KM 712+400 jalur A Tol Surabaya - Mojokerto (Sumo), Senin (16/5) pagi. Enam orang telah diperiksa.
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Dirmanto mengatakan para saksi yang diperiksa itu satu di antaranya adalah sopir utama, Ahmad Ari.
Ari sendiri digantikan posisinya oleh sopir cadangan, Ade Firmansyah. Ari mengaku tertidur saat insiden kecelakaan terjadi. Begitu juga saksi lain.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya kebanyakan dari mereka tidak sadar dengan insiden itu. Karena dalam keadaan tidur, jadi enggak tahu banyak mereka," kata Dirmanto, Rabu (18/5).
Meski demikian, proses penyelidikan terhadap kasus ini masih terus dilakukan oleh penyidik Satlantas Polres Mojokerto.
Termasuk di antaranya, mendalami soal sejak kapan kedua sopir itu berganti tugas menyetir. Polisi juga akan menggali di KM berapa mereka bertukar tugas.
"Soal itu, kami terus melakukan penyelidikan. Info terbaru akan terus kami update," ujarnya.
Seperti diketahui kecelakaan maut ini, bermula saat bus PO Ardiansyah dengan nopol S 7322 UW membawa 25 penumpang asal Benowo, Surabaya, dari arah Jogja menuju Surabaya.
Diduga sopir bus bernama Ade Firmansyah melaju dengan kecepatan sekitar 100 kilometer per jam di lajur lambat. Namun saat bus tiba di km 712.200 /A, kendaraan oleng ke kiri dan menabrak tiang VMS (Variable Message Sign) di pinggir bahu jalan tol. Bus terpental hingga terguling.
Karena kejadian itu, 14 penumpang tewas dan belasan penumpang lain mengalami luka berat. Korban luka berat itu dilarikan ke RS Petrokimia Gresik, RS Citra Medika, kemudian RS EMMA Kota Mojokerto. Sementara yang meninggal dunia dievakuasi ke RS Wahidin Soediro Husodo Mojokerto dan RSI Sakinah Mojokerto.