ANALISIS

Angin Segar Parpol Raup Untung di Tengah Panas Dingin PBNU dan PKB

CNN Indonesia
Selasa, 24 Mei 2022 12:03 WIB
Hubungan renggang PKB dan PBNU bisa memberi angin segar bagi partai lain untuk meraup suara dari warga NU, tak terkecuali bagi PPP yang punya irisan kultur.
Hubungan renggang PKB dan PBNU bisa memberi angin segar bagi partai lain untuk meraup suara dari warga NU, tak terkecuali bagi PPP yang punya irisan kultur. Foto: CNN Indonesia
Jakarta, CNN Indonesia --

Hubungan renggang Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) bisa memberi angin segar bagi partai lain untuk meraup suara dari warga NU.

Pengamat Politik Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin menilai hubungan antara PBNU dan PKB yang menghangat belakangan ini setidaknya bisa menjadi pintu masuk Partai Persatuan Pembangunan meraup suara kalangan NU karena punya latar belakang kultur yang beririsan.

Bila PBNU serius melepaskan diri dari PKB, lanjut Ujang, maka perolehan suara warga NU dalam Pemilu akan menyebar ke banyak partai. Tak hanya parpol berbasis Islam yang bersinggungan dengan NU diuntungkan, tetapi juga partai nasionalis.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Yang diuntungkan ya tentu partai-partai berbasis massa Islami yang beririsan dengan NU seperti PPP. Tapi kan suara NU itu menyebar ke partai nasionalis juga karena banyak aktivis dan pengurusnya jadi pengurus PBNU," kata Ujang kepada CNNIndonesia.com, Selasa (24/5).

Diketahui, kepengurusan PBNU di bawah Yahya Cholil Staquf turut mengakomodasi kader-kader parpol berhaluan nasionalis. Di antaranya politikus PDIP Mardani Maming sebagai Bendahara Umum PBNU.

Politikus PDIP lain yang tergabung dalam jajaran PBNU yakni Nasyirul Falah Amru yang diberikan amanah sebagai salah satu Ketua tanfidzyah PBNU. Sementara itu politikus kawakan Partai Golkar Nusron Wahid kini duduk sebagai Wakil Ketua Umum.

Ujang menilai momentum saat ini sebetulnya dapat dimanfaatkan dengan baik oleh partai lain dengan merangkul warga NU. Ia mengatakan kader-kader parpol non PKB di PBNU bisa saja terus bermanuver menggaet hati warga NU meski Gus Yahya telah mengeluarkan pernyataan agar NU tak dijadikan alat politik.

"Mereka diuntungkan juga. Meski Gus Yahya bilang 'Jangan jual NU', tapi fakta di lapangan enggak ada yang tahu. Bisa saja manuvernya masing-masing menggaet warga NU," kata dia.

Di sisi lain, Ujang menilai PKB perlu bekerja keras untuk mempertahankan dan meningkatkan perolehan suara di tengah polemik ini. Terlebih lagi, kondisi hubungan PKB dan PBNU periode saat ini sudah tak 'semesra' seperti hubungan PKB dan PBNU periode sebelumnya.

"Maka ya suka tidak suka pemilu ke depan ini potensial memisahkan atau membuat garis demarkasi yang jelas. PKB harus kerja keras dan menjaga konstituen itu," kata dia.

Berlanjut ke halaman berikutnya...

Jarak Renggang PBNU Bisa Mendewasakan PKB

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER