Kawasan Babarsari di Sleman, DI Yogyakarta, jadi sorotan usai terjadinya kericuhan yang mengakibatkan rusaknya sejumlah bangunan dan beberapa unit sepeda motor di sana, Senin (4/7) kemarin.
Kericuhan disebut sebagai buntut pertikaian dua kelompok di salah satu tempat karaoke, daerah Babarsari dan penyerangan kepada tiga orang di Jambusari, Sabtu (2/7) pagi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kericuhan di Babarsari bukan kali pertama. Akumulasi beberapa kejadian serupa membuat masyarakat dan warganet menyematkan julukan nyeleneh ke wilayah yang masuk dalam administrasi kecamatan Depok, Kabupaten Sleman tersebut sebagai 'Barbarsari' atau 'The Gotham City'.
Barbar--plesetan dari 'Babar'-- yang dimaknai kehidupan keras, sementara TheGotham City diadopsi dari komik Batman yang diterbitkan DC, Gotham City digambarkan sebagai daerah dengan tingkat kejahatan yang tinggi dan sarang berkumpulnya para mafia.
Menanggapi kericuhan terkini, Gubernur DIY yang juga Raja Keraton Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X mengaku sudah pernah menyambangi wilayah tersebut bersama Kapolda DIY.
"Empat tahun yang lalu juga sering berkelahi, saya parani [datangi] di Depok sana, bertemu dengan mereka," ujarnya, Selasa (5/7).
"Karena kan kan sana juga banyak kampus kan, saya datangi ke sana, kita dialog," sambung Sultan
Sultan menekankan, pada intinya DIY sama sekali tak menjunjung budaya kekerasan. Segala macam persoalan semestinya diselesaikan dengan cara duduk bersama.
"Ya sesuaikan kondisi di mana dia berada. Di Jogja bukan model kekerasan yang dilakukan. Harus menyesuaikan di mana dia tinggal. Kita masyarakat yang menghargai orang lain bisa rukun. Ya saya berharap mereka juga bisa begitu. Kesalahpahaman itu bisa diselesaikan dengan dialog, bukan kekerasan fisik," katanya.
![]() |
Wilayah Tambak Bayan, Babarsari pernah menjadi saksi bentrok dua kelompok mahasiswa perguruan tinggi swasta yang terjadi pada 2007 silam.
Dua kelompok terlibat saling serang hingga akhirnya beberapa orang dilaporkan jadi korban luka senjata tajam.
Babarsari juga pernah jadi arena bentrok antar warga setempat dan mahasiswa asal luar daerah pada 2012 lalu.
Konflik dipicu cekcok antara mahasiswa dan tukang parkir sebuah warung internet. Insiden pembacokan terhadap tukang parkir itu berujung aksi sweeping oleh warga.
Keributan di sebuah kafe di Jalan Perumnas Seturan, Caturtunggal, Depok antar dua kelompok warga pendatang pada 2018 lalu pernah memantik aksi sweeping dengan senjata tajam.
Massa tak terima salah satu dari mereka dilukai. Kemudian kelompok ini menyisir sepanjang Puluhdadi, Condongcatur, Depok hingga Babarsari, Caturtunggal, Depok. Beruntung, polisi berhasil mendamaikan 2 kelompok bertikai.
Wilayah Babarsasi pernah panas akibat perseteruan antara para pengemudi ojek online (ojol) dan kelompok debt collector (DC) pada 2020 lalu.
Peristiwa bermula ketika salah seorang pengemudi ojol melihat rekannya seprofesinya diberhentikan oleh dua orang mengaku sebagai DC, di Jalan Wahid Hasyim, Condongcatur, Depok, Sleman. Pengemudi ojol yang berusaha meminta rekannya itu pergi karena motornya hendak ditarik DC malah jadi sasaran pemukulan.
Imbasnya, para pengemudi ojol menggeruduk kantor milik para DC yang kemudian balas mendatangi kantor ojol di Ruko Casa Grande.
Situasi berubah mencekam saat kedua kelompok yang emosional saling mencari di sepanjang wilayah Babarsari.
Pemandangan ratusan hingga ribuan pengemudi ojol yang menyemut di kawasan Babarsari menutup malam yang mencekam kala itu.