Bukan hanya itu, LSM pro-Palestina itu pun kembali mendesak badan sepak bola dunia (FIFA) tidak menerapkan standar ganda dalam konflik Rusia-Ukraina dengan Israel-Palestina.
Sebagai informasi, FIFA telah meminggirkan Rusia dari segala gelaran sepakbola internasional imbas invasi negara itu ke Ukraina.Rusia-Ukraina dengan Israel-Palestina
Koalisi LSM Pro-Palestina menilai, sampai saat ini FIFA masih terkesan menggunakan kacamata kuda dalam memandang agresi yang dilakukan oleh Rusia ke Ukraina dengan konflik Israel-Palestina.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pasalnya saat Rusia melakukan invasi ke Ukraina, FIFA langsung bergerak cepat memberikan hukuman larangan partisipasi bagi timnas dan klub asal Rusia. Imbasnya, Rusia batal menjadi tuan rumah final Liga Champions dan gagal melaju ke Piala Dunia 2022.
"Sementara FIFA menutup mata terhadap penjajahan yang dilakukan Israel terhadap Palestina," ujar perwakilan koalisi, Bayu Erlangga kepada wartawan, Rabu (29/6).
Koalisi ini terdiri dari Medical Emergency Rescue Committee (MER-C), Aqsa Working Group (AQW), Komite Indonesia untuk Solidaritas Dunia Islam (KISDI), Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI).
Bayu yang merupakan Ketua Bidang Hukum BSMI itu juga menyayangkan sikap FIFA yang menilai konflik antara Israel dan Palestina tidak berkaitan dengan sepak bola.
Padahal dalam invasinya, Israel disebut menargetkan stadion, membatasi perjalanan atlet, pembatalan acara olahraga, dan penangkapan, bahkan pembunuhan pesepakbola Palestina. Kendati demikian, tindakan tersebut tetap tidak membuat Komite Monitoring FIFA memberikan hukuman apapun terhadap Israel.
"BSMI menegaskan agar FIFA bertindak adil dan setara dengan juga memberikan sanksi dan menangguhkan keikutsertaan Israel di berbagai ajang kompetisi dunia," tuturnya.
Sebelumnya, Koalisi tersebut meminta pemerintah untuk bersikap tegas menolak keikutsertaan Timnas Israel dalam ajang Piala Dunia U-20 2023.
Mereka memandang, penolakan diperlukan untuk menjalankan mandat UUD 1945 yang menentang segala bentuk penjajahan. Pasalnya, sampai saat ini masih banyak pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang dilakukan Israel terhadap Palestina.
Sementara itu, Menpora Zainudin Amali memastikan Israel akan tetap bisa tampil di Piala Dunia U-20 2023 di Indonesia bila lolos kualifikasi.
"Jadikan olahraga itu tidak ada urusan dengan politik, karena itu FIFA sudah menyampaikan pada kita siapapun negara yang lolos itu harus bisa main di Indonesia. Jadi tidak ada masalah," ujarnya.