Kemenkes Klaim Robot Operasi Bedah Jarak Jauh di RI Bisa Mulai 2025

CNN Indonesia
Sabtu, 02 Jul 2022 04:55 WIB
Kemenkes tengah mempersiapkan operasi bedah robotik jarak jauh atau robotic telesurgery yang ditargetkan dapat mulai beroperasi paling lambat pada 2025.
Ilustrasi Operasi (Istockphoto/gorodenkoff)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tengah mempersiapkan operasi bedah robotik jarak jauh atau robotic telesurgery yang ditargetkan dapat mulai beroperasi paling lambat pada 2025 mendatang. Teknologi itu diharapkan dapat mendukung kegiatan operasi bedah di daerah terpencil Indonesia.

Staf Ahli Menteri Kesehatan Bidang Ketahanan Industri Obat dan Alat Kesehatan Kemenkes Laksono Trisnantoro menjelaskan, teknis robotic telesurgery bekerja bersama dokter ahli bedah yang akan menjadi operator dan mengendalikan console.

Nantinya, dokter bedah dapat melakukan operasi jarak jauh yang bisa dilakukan di lokasi rumah sakit yang berbeda, bahkan bisa berbeda pulau maupun negara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada berbagai cara untuk meratakan pelayanan kesehatan. Jadi penggunaan robotic telesurgery ini adalah salah satu cara yang Kementerian Kesehatan coba lakukan," kata Laksono dikutip dari situs resmi Kemenkes, Jumat (1/7).

Laksono melanjutkan, salah satu keuntungan dari telesurgery adalah dokter bedah tidak perlu datang ke daerah terpencil, daerah bencana, atau daerah konflik untuk dapat melakukan pembedahan kompleks yang tidak dapat dilakukan oleh dokter bedah di daerah tersebut.

Bedah robotik jarak jauh dikendalikan secara remote, posisi dokter bedah menurutnya sangat ergonomis dan tidak melelahkan. Ia juga mengklaim nantinya gerakan instrumen robotik sangat fleksibel.

Adapun jenis operasi yang bisa dilakukan antara lain bedah toraks (pembedahan jantung dan paru), bedah digestif (kolesistektomi, appendektomi, reseksi kolon, reseksi gaster, pembedahan bariatrik, reseksi pankreas, liver, limpa).

Kemudian bedah urologi (pembedahan pada ginjal, kandung kencing, prostat), ginekologi (mioma uteri, kista ovarium, endometriosis).

"Sebagai pilot project, ada dua unit robot bedah jarak jauh dengan merek Sina. Unit ada di RS Hasan Sadikin Bandung dan RS Sardjito Yogyakarta," kata dia.

Dalam kesempatan yang sama, Dokter Spesialis Bedah Digestif RS Hasan Sadikin Bandung Reno Budiman juga mengklaim robotic telesurgery memiliki akurasi yang lebih tinggi dari operasi bedah normal.

Namun demikian, Reno menyebut bahwa pembedahan robotik jarak jauh ini lebih baik dilakukan pada operasi bedah untuk pasien stadium awal penyakit seperti misalkan tumor pada stadium awal. Sementara apabila tumor atau penyakit sudah mengganas dan menyebar ke banyak area tubuh akan susah.

"Jadi karena robotnya itu tidak bergerak sendiri tetap harus ada operator yang mengendalikannya dan itu harus seorang dokter spesialis bedah. Robot ini memiliki gerakan yang lebih akurat dan lebih presisi sehingga pembedahan dilakukan dengan luka sekecil mungkin," ujar Reno.

Reno lantas menilai, robotic telesurgery ini merupakan proyek jangka panjang. Roadmap yang dijalankan oleh Kemenkes pada saat ini, lanjutnya, baru dalam tahap pelatihan dokter bedahnya dalam menggunakan simulator.

Untuk langkah berikutnya, perlu ada latihan menggunakan hewan percobaan, setelah itu uji kelaikan dan proses pengembangan fasilitas robot operasi bedah jarak jauh tersebut.

"Jangkauan telesurgery ini tergantung pada kemampuan bandwidth dari telekomunikasinya. Selama bandwidthnya bagus bukan tidak mungkin dokter operasi di Jakarta pasiennya di Indonesia Timur. Syaratnya memang fasilitas bandwidth telekomunikasi yang baik," kata dia.

Reno kemudian menjelaskan, saat ini pelatihan di kedua rumah sakit pilot project masih menggunakan simulator. Seorang dokter dilatih dalam waktu 20 jam. Pelatihan dimulai sejak Maret 2022. Target dokter yang dilatih dalam program ini sebanyak 40 dokter dalam setahun.

"Platformnya sudah kami siapkan. Praktik nyata pembedahan jarak jauhnya belum, baru pada 2024 dan 2025 ditargetkan bergulir," ujar Reno.

(khr/isn)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER