Sebanyak tujuh orang penambang ilegal Batu Sinabar di Gunung Tembaga Desa Luhu Kecamatan Huamual, Seram Barat, Maluku dilaporkan tertimbun longsor.
Babinsa Desa Luhu Serma Dulhamid Putuhena mengatakan tujuh penambang itu masing-masing Faisal (30), Rivaldi (20), Vival (26), Abdul Rahman Samal (48), Istri Abdul Rahman Samal (58), dan anak kembar berusia 8 tahun dan 9 tahun.
Ia bilang penambang yang menjadi korban longsor namun berhasil ditemukan selamat yakni Faisal (30) dan Rivaldi (20). Keduanya, kata dia, warga Dusun Pawae Tanah Goyang Desa Loki, Kecamatan Huamual, Seram Bagian Barat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk korban longsor yang masih hilang sebanyak tiga orang masing-masing Abdul Rahman Samal (48) dan dua anak kembar berusia 8 tahun dan 9 tahun masih dalam pencarian tim SAR.
Sementara istri Abdul Rahman Samal berusia (58) warga asal Desa Kawa Kecamatan Seram Barat, dan seorang penambang bernama Vival (26) warga Dusun Ani, Desa Loki, Seram Bagian Barat ditemukan tewas tertimbun longsoran. Mereka, sambungnya,
"Mereka penambang ilegal Batu Sinabar di puncak Gunung Tembaga Desa Luhu Kecamatan Huamual, Seram Bagian Barat, Maluku," ujar Serma Dulhamid saat dihubungi, Selasa, (5/7) sore.
Ia bercerita saat terjadi longsor, mereka penambang tengah berteduh di camp yang dibangun di puncak Gunung Tembaga kala hujan dengan instensitas tinggi mengguyur wilayah pegunungan tambang Batu Sinabar.
Tiba-tiba, kata dia tenda yang dibangun menggunakan terpal dan kayu itu ambruk diterjang longsor. Mereka sempat tertutupi material longsoran batu namun masih sempat berusaha untuk menyelamatkan diri.
"Sampai sekarang bapak dan dua anak kembar belum ditemukan, namun untuk istrinya sudah ditemukan tewas dan jenazah sudah dievakuasi ke Ambon untuk dikebumikan," ucapnya.