Wagub DKI Jawab PUPR soal Mahal Benahi Jakarta Dibanding Bangun IKN
Wakil Gubernur DKI Ahmad Riza Patria menjawab pernyataan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono yang menyebut ongkos membenahi Jakarta lebih mahal dibandingkan biaya pembuatan ibu kota negara (IKN) yang baru.
Riza tidak menampik pernyataan Basuki itu.
Menurutnya, hal itu karena Jakarta adalah kota yang sudah terbentuk, sehingga biaya yang dikeluarkan untuk pembenahan dalam proses pembangunan pasti lebih mahal dibandingkan membangun di IKN.
"Cost-nya jauh lebih mahal, karena Jakarta sudah jadi kotanya, tentu pembangunan di sini lebih mahal," kata Riza di Balai Kota Jakarta, Jumat (16/7).
Menurutnya, mahalnya pembenahan di ibu kota juga dipengaruhi dari harga tanah hingga material. Dengan kondisi itu, ia mencontohkan biaya pembangunan jalan di Jakarta dengan di Kalimantan Timur dipastikan berbeda.
"Harga tanahnya lebih mahal, pasti kalau bangun di Jakarta dibandingkan di Kalimantan, ya jauh. Harga tanahnya sudah berbeda, harga materialnya juga sudah berbeda," kata Riza.
Basuki sebelumnya menyebut ongkos membenahi DKI Jakarta lebih mahal dibandingkan biaya pembuatan ibu kota negara baru.
Ia berkata Jakarta terus mengalami penurunan tanah. Dia menyebut air di dataran Jakarta tak bisa mengalir ke laut jika tak ada perbaikan.
"Jadi, daya dukung Jakarta ini sudah berat, memperbaikinya pun mungkin lebih mahal [daripada] kalau kita bikin baru," kata Basuki saat ditemui di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (11/7).
Basuki menjelaskan pemerintah hendak memperbaiki Jakarta dengan mengurangi penggunaan air tanah. Salah satu cara yang ditempuh adalah membangun sejumlah waduk di sekitar Jakarta.
Selain itu, pemerintah berupaya menekan beban Jakarta dengan memindahkan masyarakat. Oleh karena itu, pemindahan ibu kota negara ke IKN Nusantara pun dilakukan.
(yoa/kid)