Tersangka Penembakan Istri Kopda M Mengaku Disuruh Tembak Kepala
Tersangka penembakan istri Kopral Dua (Kopda) Muslimin, SG alias B, mengaku diminta untuk menembak di bagian kepala agar korban langsung meninggal dunia.
Namun, SG mengatakan dirinya tidak melakukannya karena melihat ada anak korban saat kejadian.
"Perintahnya tembak di kepala pak, supaya cepat meninggal. Tapi saya nggak bisa karena ada anak," ujar SG saat diperiksa tim penyidik gabungan Polri dan TNI usai Konferensi Pers di Mapolda Jawa Tengah, Senin (25/7).
SG menyebut Kopda M juga yang meminta dirinya balik arah untuk menembak korban lagi setelah tembakan pertama. Kedua tembakan itu mengenai perut korban.
"Habis tembak sekali, saya disuruh balik arah nembak lagi, ya sudah saya minta Ponco balik arah terus saya nembak lagi," ucapnya.
Sementara itu, Kapolda Jawa Tengah Irjen Polisi Ahmad Luthfi mengatakan Kopda M telah memerintahkan eksekutor untuk meracuni, mencuri, hingga mengguna-guna sang istri satu bulan sebelum penembakan.
Kopda M juga sudah menyiapkan senjata sejak merencanakan pembunuhan sang istri. Menurutnya, si prajurit itu juga sampai menggelar rapat pematangan strategi bersama tim eksekutor dan pengawas.
"Itu bagian daripada proses pada saat janji hari pelaksanaan eksekusi," ujar Lutfhi.
Dalam kasus ini, kata Luthfi, pihaknya sudah menangkap lima orang pelaku yang diduga terlibat. Jenderal bintang dua itu pun meminta Kopda Muslimin untuk menyerahkan diri.
"Saya imbau kepada suami korban yang diduga ini masih dalam pencarian kita untuk segera menyerahkan diri sebelum kita tim melakukan tindakan tegas," katanya.
Adapun peristiwa penembakan itu terjadi pada Senin (18/7). RW, istri Kopda M, ditembak dua orang tak dikenal yang berboncengan sepeda motor.
Saat kejadian, korban ada di depan rumahnya. Tiba-tiba dua orang itu menghampiri korban yang baru saja menjemput anaknya sekolah.
Kedua orang itu melepaskan dua tembakan yang mengenai perut korban. RW mengalami luka di bagian perut dan kini dalam penanganan medis di rumah sakit.
(dmr/tsa)