Ratu Kalinyamat, Sosok yang Didukung Megawati Jadi Pahlawan Nasional
Ratu Kalinyamat diusulkan menjadi pahlawan nasional. Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat hingga Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri bahkan mengaku setuju dengan usulan itu.
Menurut Lestari, usulan itu datang dari masyarakat Jepara.
"Pada tahun 2007-2009 sudah pernah diajukan sebagai pahlawan nasional namun ditolak karena Ratu Kalinyamat dianggap sebagai tokoh fiktif, dongeng," kata Lestari saat jumpa pers di sela-sela Talk Show Napak Tilas Ratu Kalinyamat Pahlawan Maritim Nusantara yang digelar TNI AL, Kamis (11/8).
Ia mempertanyakan alasan penolakan itu. Setidaknya dua peristiwa yang membuatnya mempertanyakan mereka menganggap Ratu Kalinyamat sebagai tokoh fiktif.
Pertama adalah karena Mendikbud era Orde Baru, Daoed Joesoef, sempat memugar makam Ratu Kalinyamat. Kedua adalah makamnya pernah pula diziarahi Presiden pertama Ri, Sukarno.
"Dan Presiden RI pertama, Sukarno datang dan berziarah. Apakah mungkin seorang tokoh fiktif?" tanya dia.
Mengutip jurnal berjudul 'Ratu Kalinyamat: Ratu Jepara yang Pemberani' yang ditulis Chusnul Hayati, dijelaskan bahwa sosok itu adalah putri dari Pangeran Trenggana, Sultan Demak. Ratu Kalinyamat, dituliskan memiliki nama asli Retna Kencana.
Ia tampil sebagai tokoh sentral dalam penyelesaian konflik di lingkungan Keluarga Kesultanan Demak. Sejak masih gadis, ia disebut memperoleh kepercayaan untuk memangku jabatan Adipati Jepara. Ketika itu, wilayah kekuasaannya meliputi Jepara, Pati, Kudus, Rembang dan Blora. Kerajaan kecilnya mula-mula didirikan di Kriyan.
Ia dilantik menjadi penguasa Jepara dengan gelar Ratu Kalinyamat setelah kematian Arya Penangsang.
Penobatan ditandai lewat sengkalan Trus Karya Tataning Bumi, yang diperhitungkan sama dengan tanggal 12 Rabiul Awal atu 10 April 1549.
Selama masa kekuasaannya, Jepara semakin berkembang menjadi Bandar terbesar di pantai utara Jawa, dan memiliki armada laut yang besar serta kuat.
Lihat Juga : |
Mengutip Laporan Hasil Penelitian Empiris Ratu Kalinyamat Perempuan Perintis Antikolonialisme 1549-1579, disebut untuk melindungi keamanan armada dagang Jepara, Ratu Kalinyamat memperkuat dan menambah jumlah prajurit perang.
Ia juga membangun armada maritim kuat yang diikuti pembangunan kekuatan pakta pertahanan dengan kerajaan dan Kesultanan Banten, Cirebon, Aceh, Maluku, Malaka, Bangka, Tanjungpura, Lawe hingga Johor.
Delapan sumber primer menjelaskan pada 1551, Ratu Kalinyamat mengirimkan pasukan ke Malaka untuk menyerang Portugis. Serangan itu awalnya atas permintaan Johor.
Pada 1564-1565, ia juga membantu Bangsa Hitu dengan mengirim pasukan ke Teluk Ambon untuk menyerang Portugis di wilayah itu.
Ia pada 1568 dan 1574 juga kembali mengirim pasukan ke Malaka untuk menyerang Portugis yang menguasai wilayah tersebut.
Sementara itu, sumber-sumber Portugis disebut menggambarkan bahwa Sang Ratu menyerang Portugis dengan mengirim 300 kapal, termasuk 80 jung dengan 15 ribu pasukan.
"Portugis secara langsung tidak menguasai Jepara, namun aneksasinya atas Malaka dan Maluku merupakan ancaman bagi Ratu Kalinyamat. Selain karena mengganggu perdagangan Jepara, terlebih telah mengancam keberadaan Kesultanan Islam di Kawasan Asia Tenggara dan Nusantara," mengutip laporan tersebut.
Atas tindakannya, Portugis bahkan mencatatnya sebagai rainha de Japara, senhora poderosa e rica, de kranige Dame, yang berarti Ratu Jepara seorang wanita yang kaya dan berkuasa, seorang perempuan pemberani.