Menyoal Pengibaran Bendera Aceh Setelah 17 Tahun Damai
Dua hari lalu, sebelum puncak peringatan HUT kemerdekaan ke-77 Republik Indonesia (RI), pemerintah dan mantan kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) merayakan 17 tahun perdamaian di Taman Sulthanah Safiatuddin, Banda Aceh, Senin (15/8).
Mantan Panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Muzakir Manaf--yang kerap disapa Mualem--didapuk memberikan kata sambutan di atas mimbar. Perayaan 17 Tahun Perdamaian Aceh itu turut dihadiri para mantan petinggi GAM.
Dalam kegiatan yang juga dihadiri jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Aceh tersebut, Mualem memberikan informasi bahwa pada tahun ini Bendera Aceh dimungkinkan sudah boleh berkibar mendampingi bendera Merah Putih.
"Mungkin inilah hasil perdamaian, Insya Allah tidak lama lagi tidak ada keributan lagi, mungkin bendera (bulan bintang) akan naik di 4 Desember, dengan catatan revisi," kata Mualem, Senin (15/8).
Pernyataan Mualem itu pun disambut apresiasi tepuk tangan dari mereka yang hadir di Taman Sulthanah Safiatuddin tersebut.
Berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com di lokasi peringatan 17 tahun Perdamaian itu, sejumlah Forkompimda yang tampak hadir di antaranya adalah Pj Gubernur Aceh Achmad Marzuki, Kapolda Aceh Irjen Ahmad Haydar, dan Pangdam Iskandar Muda Mayjen Mohammad Hasan.
Kemudian terlihat pula hadir Ketua Badan Reintegrasi Aceh Azhari Cagee, beberapa anggota DPR dari Aceh, hingga Wamen ATR Raja Juli Antoni.
Namun, kala itu CNNIndonesia.com tak dapat melihat jelas bagaimana ekspresi mereka saat Mualem menyinggung soal pengibaran Bendera Aceh itu.
Melanjutkan pidatonya, Mualem menginstruksikan setiap perkantoran untuk menyediakan dua tiang bendera dengan berbagai ukuran. Satu tiang yang tinggi untuk Bendera Merah Putih dan satunya yang lebih rendah menjadi tunggul Bendera Aceh.
"Semua di kantor-kantor mulai saat ini sudah dapat menyediakan dua tiang, satu panjang dan satu pendek," ujar Mualem yang juga kini dikenal sebagai Ketua Kwarda Pramuka Aceh tersebut.
Perihal ketersediaan tiang untuk dipersiapkan mengibarkan bendera Aceh di kantor-kantor tersebut, CNNIndonesia.com mengonfirmasinya kepada Pemprov Aceh.
Namun, Pj Gubernur Aceh Achmad Marzuki belum merespons pesan pertanyaan yang dikirim hingga saat ini. Sementara itu Tim Kerja Pj Gubernur Aceh Achmad Marzuki, Muhammad Saleh menjawab, "Belum ada arahan kepada saya."
Butir-butir MoU Perdamaian Helsinki
Bukan hanya di Banda Aceh, peringatan 17 tahun perdamaian pun digelar eks anggota GAM yang tersebar di sejumlah daerah Tanah Rencong tersebut. Ada juga yang merayakan dengan cara menyerahkan bendera bintang bulan ke polisi, seperti yang terjadi di Lhokseumawe.
Dalam kegiatan yang berlangsung di Taman Sulthanah Safiatuddin, Banda Aceh, Mualem yang berpidato di atas mimbar berulang kali mengingatkan agar perdamaian yang sudah terjalin 17 tahun ini agar tetap dipertahankan.
Ia berjanji akan terus memperjuangkan butir-butir nota kesepahaman (MoU) Helsinki yang belum terealisasi, termasuk memastikan akan pengibaran Bendera Aceh secara legal pada tahun ini.
Perihal pengibaran Bendera Aceh, Mualem menyebut kepastian untuk tahun ini didapatkannya dari Wakil Ketua MPR Ahmad Muzani. Muzani sejatinya ikut mengikuti perayaan 17 Tahun Damai Aceh, namun berhalangan hadir karena sakit.
Mualem menyebut perdamaian di Aceh akan tetap kekal seiring dengan terlaksananya butir-butir MoU Helsinki yang telah dikabulkan oleh Pemerintah Indonesia.
"Insya Allah dalam waktu dekat ini semua aman damai seperti kawan-kawan bilang tadi, perdamaian di Aceh akan kekal dan hakiki selama-lamanya," kata dia yang juga dikenal sebagai Ketua Umum Partai Aceh--partai lokal di provinsi tersebut.
Selain itu Mualem juga menyampaikan akan tetap setia pada NKRI dan menjadikan nilai-nilai Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika yang mempersatukan.
"Pada peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia ke-77 tahun ini, kita jadikan nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika, mempersatukan kita dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia untuk menghadapi tantangan yang ada," janjinya.
Baca halaman selanjutnya untuk tahu lebih lengkap soal polemik Bendera Aceh