Wali Kota Solo, Jawa Tengah, Gibran Rakabuming Raka mengaku belum menerima laporan dari Koalisi Dog Meat Free Indonesia (DMFI) mengenai Sungai Bengawan Solo tercemar darah dan organ tubuh anjing diduga dari rumah jagal.
Meski demikian, ia mengatakan Pemerintah Kota (Pemkot) Solo akan menindaklanjuti temuan tersebut.
"Itu di sebelah mana? Belum, belum (menerima laporan dari Koalisi DMFI)," kata Gibran, Selasa (30/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Video yang diterima CNNIndonesia.com berisi rekaman anjing-anjing diikat erat dalam karung goni, kemudian dilempar ke sungai. Darah ikut mengalir di sungai.
Catatan DMFI pada rekaman video itu tertulis peristiwa terjadi di area sekitar sungai Bengawan Solo.
Koalisi DMFI sendiri tidak menyebut dengan rinci lokasi rumah jagal ilegal yang ditemukan dalam investigasinya. Namun Gibran memastikan pihaknya akan memastikan kebenaran kabar tersebut.
"Nanti tak cek ya. Itu di Solo apa bukan," katanya.
Lebih lanjut, Gibran juga mengapresiasi investigasi yang dilakukan Koalisi DMFI. Selain ilegal, rumah jagal tersebut juga diduga mencemari lingkungan karena membuang limbah penjagalan anjing ke sungai tanpa pengolahan.
"Apa saja yang dibuang ke sungai? Organ, darah, karkas? Itu laporan bagus itu," kata putra sulung Presiden Jokowi itu.
Lebih lanjut, Gibran juga mendukung upaya Koalisi DMFI yang mendorong agar Kota Solo bebas dari konsumsi daging anjing. Hanya saja, Pemerintah Kota Solo sampai saat ini belum memiliki landasan hukum yang memadai untuk melarang perdagangan daging anjing di wilayahnya.
"Kan sudah ada instruksi dari Provinsi untuk membuat Perda (Peraturan Daerah) dan lain-lain. Ya saya menunggu dari beliau-beliau juga. Kalau saya sih mendukung penuh kalau sudah ada instruksi dari Pak Gubernur," katanya.
Sebelumnya, hasil investigasi Koalisi Dog Meat Free Indonesia (DMFI) mengungkapkan sekitar 15 anjing dibunuh secara kejam setiap harinya tiga rumah jagal ilegal yang berada di tepi sungai Bengawan Solo.
(syd/kid)