Propam Polda Aceh melakukan pemeriksaan terhadap 17 personel Polres Aceh Timur dan dua warga sipil buntut tewasnya personel Satres Narkoba polres setempat bernama Briptu Wendi Pratama.
Jenazah Briptu Wendi ditemukan meninggal dengan luka tembak di kepala.
Dari 17 anggota Polres Aceh Timur yang diperiksa Propam itu dua di antaranya jabatan perwira menengah. Kemudian ada dua perwira pratama dan 13 bintara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka diperiksa berawal dari yang pertama datang ke tempat kejadian perkara (TKP), dan yang saat itu sudah ada di sana.
"Ada 4 perwira yaitu 2 pamen dan 2 pama, serta 13 bintara. Di dalam yang diperiksa ada yang datang awal ke TKP, dan di sekitar TKP saat kejadian, saat masih ada interaksi dengan almarhum Briptu WP beberapa jam sebelum kejadian," kata Kabid Humas Polda Aceh Kombes Pol Winardy saat dikonfirmasi CNNIndonesia.com, Rabu (31/8).
Secara keseluruhan, kata Winardy, 19 orang sudah diperiksa Propam Polda Aceh. Sehingga pihaknya saat ini masih menunggu hasil labfor untuk menyimpulkan apa motif dan kronologis tewasnya Briptu Wendi.
"Total jadi 19 orang yang diperiksa Bid Propam Polda Aceh. Sambil menunggu hasil labfor, Bid Propam akan menyimpulkan motif dan kronologis, yang akan kita umumkan setelah hasil labfor keluar," ucapnya.
Dari hasil forensik yang dilakukan dokter di RSUD Kota Langsa, kata Winardy tewasnya Briptu Wendi mengarah ke bunuh diri. Namun, Polda Aceh masih menunggu serangkaian pemeriksaan yang masih berjalan.
Adapun sampel yang kini tengah diuji di labfor yaitu, sampel serbuk/serpihan dari tangan korban kemudian uji balistik senjata api dan proyektil yang ditemukan di TKP.
"Polda mengedepankan Scientific Investigation untuk pembuktiannya tersebut," ucap Winardy.
Diberitakan sebelumnya, Briptu Wendi Pratama ditemukan tewas dengan luka tembak di kepala bagian kanan tembus ke kiri di rumahnya di Desa Seuneubok Punteut, Kecamatan Peudawa, Kabupaten Aceh Timur pada Kamis (25/8).
Korban pertama kali ditemukan tewas oleh Kasatres Narkoba Polres Aceh Timur, lalu melaporkan peristiwa itu ke tim inafis.
"Ya. Pada saat itu Kasat Resnarkoba yang menemukan pertama kali, lalu melaporkannya," kata Winardy, Jumat (26/8).