Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat menetapkan masa tanggap darurat selama 21 hari hingga 19 September usai terjadi gempa dengan magnitudo 6,4.
Gempa susulan bahkan terjadi belasan kali meski tidak menimbulkan tsunami.
PJ Bupati Mentawai, Martinus mengatakan masa tanggap darurat tersebut dapat diperpanjang jika gempa bumi masih terus terjadi s.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada masa tanggap darurat ini, Pemkab Mentawai akan fokus dalam penanganan dampak gempa. Mulai dari masyarakat yang masih mengungsi, hingga perbaikan fasilitas umum dan rumah warga yang mengalami kerusakan.
"Kita fokus kepada penanganan dan bantuan pada korban yang terdampak," kata Martinus, Selasa (31/8).
Lihat Juga : |
Kepala BPBD Mentawai, Novriadi mengatakan setidaknya terdapat 3.277 warga terdampak gempa, di antaranya 2.326 jiwa di Desa Simalegi dan 951 di Desa Simatalu Siberut.
Hingga 31 Agustus 2022, sekitar 80 persen warga terdampak masih mengungsi di daerah yang lebih tinggi.
"Masyarakat khawatir gempa susulan dan tsunami," katanya.
Novriadi menyebut untuk kebutuhan logistik pengungsi di dataran yang lebih tinggi saat ini masih mencukupi. Dinas sosial dan BNPB telah menyalurkan bantuan untuk pengungsi.
"Untuk tenda pengungsi memakai terpal," sebutnya.