Daftar Temuan KNKT dalam Kecelakaan Bekasi Tewaskan 10 Orang

CNN Indonesia
Jumat, 02 Sep 2022 08:22 WIB
Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa semua sistem rem bekerja dengan baik dan tidak ditemukan kerusakan.
Petugas kepolisian melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) kecelakaan Truk kontainer tabrak tiang BTS di Bekasi. CNN Indonesia/Safir Makki
Jakarta, CNN Indonesia --

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengungkapkan sejumlah temuan yang didapati usai melakukan pemeriksaan terhadap truk dan sopir yang terlibat kecelakaan maut di depan SD Negeri Kota Baru II dan III Kota Bekasi, Jawa Barat.

Senior Investigator KNKT Ahmad Wildan menyatakan truk tersebut kelebihan muatan total hingga lebih dari 200 persen.

"Lebih dari 200 persen," kata Ahmad Kamis (1/9) malam.

Daya muat truk itu, kata Ahmad, hanya bisa mengangkut beban seberat 35 ton. Namun, truk muatan berupa besi hingga beton seberat 55 ton.

Ahmad menjelaskan bahwa muatan truk diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2012 tentang Kendaraan.

Untuk kendaraan ganda, besarnya daya motor dibagi 5,5 akan menunjukkan berat jumlah yang diperbolehkan. Berat jumlah ini meliputi berat kendaraan ditambah muatannya.

"Berdasarkan data kendaraan daya motor 191 Kw dibagi 5,5 sama dengan 34,72 ton. Jadi daya motor hanya mampu mengakomodasi beban maksimal berat kendaraan dan muatannya sebesar kurang lebih 35 ton," papar Ahmad.

"Sementara berdasarkan struk timbangan yang ditemukan, kendaraan berat keseluruhan 70,560 ton dengan berat muatan 55,090 ton. Ini sudah jauh melampaui dari kemampuan mesin," sambung dia.

Namun, ia menyebut sopir truk tak memahami hal terkait jumlah muatan tersebut. Kepada Ahmad, sopir mengaku hanya diperintah oleh atasannya untuk membawa muatan itu.

Meskipun truk tersebut kelebihan muatan hingga lebih dari 200 persen, tetapi kondisi truk dinyatakan layak jalan.

Ahmad mengatakan hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa semua sistem rem bekerja dengan baik dan tidak ditemukan kerusakan.

"Dari hasil pemeriksaan semua sistem rem bekerja bagus tidak ada kerusakan sama sekali. Secara keseluruhan layak jalan dan tidak ada masalah dalam pengereman," ujar Ahmad.

Lebih lanjut, Ahmad menyebut sopir truk sempat bingung lantaran salah jalan. Sopir tersebut berencana ke Surabaya, Jawa Timur dari arah Narogong. Sopir yang mestinya masuk ke Tol Bekasi Barat namun justru masuk ke Kranji.

"Akhirnya [sopir] mengaku tidak mengantuk tapi bingung, salah jalan, bawa muatan berat, melalui jalan yang ramai, mau cari tempat putar enggak paham jalan, pada akhirnya dia mengalami penurunan kewaspadaan (lost of situation awareness)," ujar Ahmad saat dihubungi, Kamis (1/9) malam.

Menurunnya kewaspadaan sopir itu, kata Ahmad, menjadi penyebab kecelakaan maut pada Rabu (31/8).

Alih-alih menggunakan gigi rendah saat melintasi jalan menurun, sopir malah menggunakan gigi tujuh.

"Dia posisi lagi cari tempat berputar, mau gigi tiga malah masuk gigi tujuh. Salah pindahin gigi kata dia," ujarnya.

Ahmad mengatakan hal tersebut membuat sopir sulit mengerem sementara muatan yang dibawa mencapai 55 ton.

Menurutnya, pengereman tidak mampu mengakomodasi besarnya energi kinetik yang dihasilkan dari muatan sebesar 55 ton dengan menggunakan gigi tujuh di jalan menurun.

"Saya tanya ada masalah di dalam pengereman, dia bilang bisa ngerem. Tapi enggak pakem karena beratnya terlalu berlebihan terus pakai gigi tujuh," kata Ahmad.

Adapun sopir truk trailer kecelakaan maut tersebut telah ditetapkan sebagai tersangka. Ia dijerat Pasal 310 ayat (4) Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dengan ancaman hukuman penjara paling lama enam tahun.

Sebelumnya, truk trailer yang membawa besi beton itu menabrak sebuah tower pemancar sinyal di depan SD Negeri Kota Baru II dan III, Jalan Sultan Agung, Kota Bekasi. Sebanyak 10 orang tewas, empat di antaranya adalah anak-anak.

Salah satu saksi mata, Asmawi mengatakan kecelakaan terjadi ketika banyak orang tua siswa sedang menunggu untuk menjemput anak-anaknya. Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 10.00 WIB.

(lna/ain)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER