Autopsi Santri Gontor Tewas Dianiaya Digelar di Palembang
Anggota Polres Ponorogo didampingi Polda Jatim dan RS Bhayangkara M Hasan Palembang melaksanakan ekshumasi (bongkar makam) AM, santri Gontor yang tewas di aniaya rekannya.
Ekshumasi dilakukan di TPU Sungai Selayur Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (8/9) pagi. Proses pembongkaran makam di tengah hujan yang mengguyur Palembang sejak pagi itu dilakukan untuk autopsi jenazah AM.
Berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com, autopsi dimulai pada pukul 09.30. Lokasi makam AM sudah tertutup tenda dan tabir berwarna hijau.
Garis polisi melingkari lokasi autopsi dengan radius lima meter dari makam AM yang tengah dibongkar.
Tampak warga ikut berkerumun di sekitar makam. Sementara ibu korban, Soimah, tidak hadir di lokasi autopsi.
Diterangkan bahwa Soimah memilih menunggu proses autopsi di kediamannya Jalan Mayor Zein Lorong Sukarame yang berjarak sekitar satu kilometer dari TPU.
Pihak anggota keluarga lain yang mewakili menyaksikan proses ekshumasi dan autopsi jasad santri AM. Sejauh ini belum dapat dipastikan apakah ada pula perwakilan dari Ponpes Gontor dalam proses ekshumasi hingga autopsi jenazah santri itu.
Diberitakan sebelumnya, pihak keluarga AM menyesali sikap Gontor yang tidak transparan karena sempat menutupi kematian akibat penganiayaan yang dialami santri. Dalam surat keterangan kematian yang dibawa pihak Gontor, AM dinyatakan meninggal akibat sakit.
Pengacara keluarga AM, Titis Rachmawati mengatakan surat tersebut diberikan langsung oleh seseorang yang mengaku sebagai perwakilan dari pihak Gontor saat penyerahan jenazah di Palembang, Selasa (23/8) lalu, atau sehari setelah kematian AM.
Ibu kandung AM, Soimah, tak percaya anaknya tewas karena sakit lalu memaksa untuk membuka peti jenazah.
Saat dibuka, kondisi jenazah tak seperti orang sakit melainkan banyak ditemukan luka lebam dari kepala hingga dada dengan beberapa bercak darah. Setelah didesak baru pihak Gontor mengakui bahwa AM meninggal karena dianiaya
"Keluarga AM menyesalkan sikap pihak Pesantren Gontor yang terkesan menutupi peristiwa sebenarnya yang menyebabkan putra sulung Ibu Soimah meninggal. Ada hal yang tak konsisten ketika awal mengatakan anaknya meninggal karena sakit. Ketika mereka memaksa membuka jenazah melihat kondisi, baru mengaku ternyata dianiaya. Jadi terkesan ditutupi," ujar Titis.
Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor, melalui Juru Bicaranya, Noor Syahid akhirnya mengakui penyebab meninggalnya AM adalah akibat penganiayaan.
"Berdasarkan temuan tim pengasuhan santri, kami memang menemukan dugaan penganiayaan yang menyebabkan almarhum [AM] wafat," kata Noor Syahid, melalui keterangan tertulis, Senin (5/9).
Pihak Gontor juga menyampaikan permohonan maaf dan belasungkawa atas wafatnya AM, khususnya kepada orang tua dan keluarga almarhum di Palembang.