Ikut Demo Kenaikan BBM, Pelajar Ungkap Dapat Banyak Intimidasi
Pelajar menjadi salah satu elemen masyarakat yang bergabung dalam demonstrasi tolak kenaikan BBM di Patung Kuda, Selasa (13/9). Ratusan pelajar yang tergabung dalam Federasi Pelajar itu mengikuti aksi meski sempat mendapat intimidasi dari berbagai pihak.
Faith selaku Koordinator Aksi dari Federasi Pelajar mengatakan sejumlah siswa mendapat intimidasi, termasuk diancam dikeluarkan dari sekolah jika mengikuti aksi.
"Banyak juga kawan-kawan dari sekolahnya diintimidasi mau di-DO karena mengikuti aksi. Tidak ada yang namanya kebebasan berekspresi dan berdemokrasi," kata Faith.
"Pokoknya ketika sekolah mengetahui, pelajar bakal ditarik ke BK (Bimbingan Konseling)," lanjutnya.
Selain itu, Faith mengatakan rekan-rekan dari Federasi Pelajar juga mengklaim mengalami penyadapan. Beberapa sekolah juga disebut memiliki aturan yang melarang pelajar turun aksi.
"Pertama, kawan pelajar yang mengikuti aksi biasanya HP-nya disadap, beberapa akun Instagram, Facebook itu pasti dihack," kata Faith.
"Kedua, kawan-kawan di sekolah itu pasti ada aturan yang melarang pelajar untuk turun aksi, itu salah satu peringatan dari Kemendikbud biasanya," sambungnya.
Diketahui, sejumlah aksi yang digelar di Patung Kuda hari ini memperbanyak gelombang protes atas kenaikan BBM oleh pemerintah. Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) sebelumnya mengumumkan kenaikan harga BBM jenis Pertalite, Solar, dan Pertamax pada Sabtu (3/9) pukul 13.30 WIB.
Harga Pertalite yang semula Rp7.650 per liter menjadi Rp10.000 per liter, Solar naik dari Rp5.150 per liter menjadi Rp6.800 per liter, dan Pertamax naik dari Rp12.500 per liter menjadi Rp14.500 per liter.
Keputusan pemerintah menaikkan harga BBM mendapat respons negatif dari publik. Demonstrasi pun bermunculan di sejumlah kota di Indonesia guna menentang keputusan tersebut.
(frl/isn)