MUI: Peluang Damai Israel-Palestina Sangat Tipis

CNN Indonesia
Sabtu, 24 Sep 2022 17:30 WIB
MUI menilai wacana damai antara Israel dan Pelestina akan menemui titik buntu. Menurutnya, two state solution atau solusi dua negara tidak mudah dilakukan.
MUI menilai wacana damai antara Israel dan Pelestina akan menemui titik buntu. Menurutnya, two state solution atau solusi dua negara tidak mudah dilakukan. (CNN Indonesia/Ramadhan Rizki Saputra).
Jakarta, CNN Indonesia --

Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas menilai wacana damai antara Israel dan Palestina akan menemui titik buntu. Menurutnya, two state solution atau solusi dua negara tidak mudah dilakukan.

Sebab, Israel tak akan dengan gampangnya mengembalikan wilayah yang telah mereka rebut dari Palestina.

"Dan menurut saya kemungkinan akan berhasil itu sangat tipis. Karena Israel nggak mau mengembalikan tanah yang dirampas," kata Abbas kepada CNNIndonesia.com, Sabtu (24/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Abbas, keinginan damai yang disampaikan Perdana Menteri (PM) Israel Yair Lapid mestinya diiringi pengembalian tanah Palestina yang telah direbut Israel.

Sehingga, selama hal itu tidak dilakukan, wacana damai kedua negara akan menemui jalan buntu. "Selama hal itu tidak dilakukan oleh Israel maka rakyat Palestina ndak akan mau berdamai," katanya.

Abbas menerangkan bahwa Israel selama ini menggunakan politik demografi untuk menduduki sebagian wilayah Palestina. Di Yerusalem, negara itu mendirikan pemukiman-pemukiman baru untuk rakyatnya.

Pada akhirnya, Yerusalem yang belakangan diklaim sebagai Ibu Kota Israel akan dilakukan referendum dan resmi diakui sebagai wilayah Israel.

"Jadi nanti setelah jumlah orang Yahudi banyak di Yerusalem, nanti rakyat minta akan dilakukan referendum. Yang menang Israel karena jumlah orang Israel lebih banyak daripada orang Palestina," katanya.

Wacana damai Israel dan Palestina sebelumnya disampaikan PM Israel Yair Lapid dalam pidatonya di sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-77 di New York, Kamis (22/9).

Lapid menyatakan dukungan negaranya terhadap solusi dua negara dalam menyelesaikan konflik dengan Palestina yang sudah berlangsung lebih dari setengah abad. Dengan solusi itu, Palestina dan Israel masing-masing berdiri sebagai sebuah negara berdaulat dan merdeka yang hidup beriringan.

"Sejarah ditentukan oleh manusia. Kita perlu memahami sejarah dan menghormatinya dan belajar dari itu, tapi juga bersedia untuk berubah. Demi memilih masa depan daripada masa lalu, memilih perdamaian dari peperangan," kata Lapid mengutip Al-Jazeera.

(thr/dzu)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER