LBH Sindir Polisi soal PT SMGP di Madina Buat Ratusan Warga Keracunan
Kebocoran gas beracun dari proyek PT Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP) kembali terjadi di Desa Sibanggor Julu, Kecamatan Puncak Sorik Marapi, Kabupaten Mandailing Natal (Madina) pada 27 September 2022 sekitar pukul 18.00 WIB.
Peristiwa keracunan tersebut terjadi setelah warga yang sedang beraktivitas di sekitar PT SMGP menghirup bau busuk yang diduga bersumber dari salah satu sumur produksi. Akibatnya warga mengalami mual dan muntah, sehingga harus dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan.
"Sudah ratusan lebih korban yang mengalami keracunan sejak perusahaan ini menginjakkan kaki di daerah tersebut," kata Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Medan, Ismail Lubis, Rabu (28/9).
Dia menilai peristiwa kebocoran gas yang terus terjadi dan menyebabkan banyak jatuh korban jiwa tersebut secara tidak langsung menunjukkan ketidakprofesionalan PT SMGP sebagai salah satu objek vital nasional.
"Selain itu, ini menunjukkan adanya pembiaran oleh aparat penegak hukum terhadap kejahatan lingkungan yang terus berlanjut tanpa adanya tindakan yang signifikan," tegasnya.
Kebocoran gas yang terus terjadi tentunya, tambah Ismail, telah menyebabkan ketakutan dan keresahan di tengah masyarakat. Hal ini merupakan bentuk pelanggaran HAM yang nyata dan terus berlanjut terhadap masyarakat.
"Peristiwa tersebut juga menunjukkan ketidakseriusan Pemerintah Pusat dalam menjamin keselamatan setiap warga negara, khususnya terhadap masyarakat di Desa Sibanggor Julu dan sekitarnya yang terdampak langsung akibat kehadiran PT SMGP," sebutnya
Oleh karenanya LBH Medan meminta kepada Presiden Republik Indonesia untuk segera mencabut izin dan menutup PT SMGP serta bertanggungjawab atas kebocoran gas yang telah menyebabkan jatuhnya korban jiwa.
"Di samping itu, LBH Medan meminta aparat kepolisian dalam hal ini Kapolda Sumut untuk mengusut dugaan kejahatan lingkungan yang terjadi demi keberlangsungan lingkungan hidup dan perlindungan Hak Asasi Manusia," paparnya.
Diketahui, pada Selasa (27/9) sebanyak 79 orang pingsan diduga akibat menghirup gas beracun dari kegiatan uji alir sumur T - 11 Wellpad Tenggo yang dilakukan PT SMGP.
Sebelumnya pada Sabtu 17 September 2022, delapan orang juga jatuh pingsan akibat keracunan gas dari lokasi Wellpad Tenggo proyek milik PT SMGP.
Kasus dugaan keracunan gas dari proyek itu sudah berulang kali mengambil korban. Pada 25 Januari 2021 silam, terjadi kebocoran gas beracun atau H2S dari sumur pengeboran di Wellpad Tenggo.
Dalam insiden itu, lima orang meninggal dunia dan 44 orang pingsan akibat menghirup gas beracun dari pipa kran isolasi panas bumi.
Kemudian, pada Senin 7 Maret 2022, kebocoran gas beracun dari aktivitas perusahaan itu kembali terjadi. Tercatat 58 orang mengalami keracunan gas H2S. Seluruh korban mendapatkan perawatan di rumah sakit karena mengalami mual-mual, pusing dan sesak nafas.
Meski mengambil banyak korban jiwa, proyek tersebut tetap beroperasional kembali. Selain itu, dari pengusutan kasus aparat kepolisian sama sekali tidak pernah menetapkan tersangka.
Humas PT SMGP Yani Siskartika menyatakan pihaknya melaksanakan kegiatan uji alir sumur T-11 pada 27 September 2022 dalam rangka persiapan Unit III. Kegiatan tersebut dimulai pukul 15.10 WIB dan dihentikan sementara untuk penggantian oksigen pada alat pelindung diri (SCBA).
"Semua kegiatan telah sesuai prosedur yang berlaku, dan disaksikan tim dari Direktorat Jenderal EBTKE dan Dinas Lingkungan Hidup - Pemkab Mandailing Natal, bekerja sama dengan Polres Mandailing Natal, TNI, PAM Desa, Humas Lokal, aparat keamanan dan berbagai pihak lainnya," ujar Yani dalam keterangannya, Rabu (28/9).