RS Belum Bisa Pastikan Gas Air Mata Penyebab Utama Tragedi Kanjuruhan

CNN Indonesia
Selasa, 04 Okt 2022 14:13 WIB
Direktur RSUD dr Syaiful Anwar Malang, Kohar Hari Santoso belum dapat menjelaskan penyebab utama ratusan orang tewas dalam tragedi Kanjuruhan.
Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan ratusan Aremania. (AFP)
Jakarta, CNN Indonesia --

Aksi penembakan gas air mata oleh polisi dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10) belum bisa dipastikan sebagai penyebab tewasnya ratusan Aremania.

Direktur RSUD dr Syaiful Anwar Malang, Kohar Hari Santoso menyebut pihaknya belum dapat menjelaskan mengenai penyebab utama 125 suporter tewas tersebut.

"Saya tidak bisa berandai-andai. Saya tidak tahu apakah orang ini dekat dengan jatuhnya gas air mata atau jatuh karena panik tidak tertentu," kata Kohar saat ditemui di RSUD, Selasa (4/10) siang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Diketahui ada 23 korban meninggal dunia di RSUD Malang dengan 56 lainnya masih dalam perawatan. Meski banyak korban berada di RSUD Malang, Kohar tak bisa menjelaskan faktor utama banyaknya korban jatuh.

"Jadi kami tidak bisa memastikan gas air matanya karena terhirup atau karena kepanikan terus loncat. Kami tidak bisa memastikan yang semacam itu," ucapnya menjelaskan.

Seperti diberitakan sebelumnya, seusai pertandingan terjadi kericuhan setelah penonton masuk ke lapangan pertandingan. Dalam penanganan massa itu polisi lantas menembakkan gas air mata ke lapangan dan tribune penonton.

Dampaknya penonton menjadi panik dan berebut keluar tribun. Lantaran kondisi yang padat dan pintu keluar sempit, bahkan disebutkan ada yang tertutup, akhirnya korban berjatuhan. Polri menyebut korban meninggal dunia mencapai 125 orang.

"Jadi ini karena trauma namanya. Benturan di kepala yang keras juga meninggal, ga bisa nafas juga meninggal. Jadi jangan salah persepsi," ucap Kohar saat ditanya soal faktor mayoritas kematian di RSUD Malang.

Secara umum, Kohar menerangkan, kondisi para korban luka di RSUD Malang semakin membaik. Jumlah yang mendapat perawatan sudah berkurang dibanding hari sebelumnya. Kini hanya ada tujuh orang yang masih dalam pantauan khusus.

"Secara garis besar [kondisi pasien Tragedi Kanjuruhan] membaik, karena 26 sudah bisa pulang, tapi ada juga yang mengalami perburukan dan langsung kami lakukan tindakan," kata Kohar.

(abs/ain)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER