Gubernur Bali Wayan Koster akan menyetujui terkait permintaan Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan untuk menerapkan Work Form Home (WFH) dan sekolah daring saat puncak KTT G20.
Koster mengatakan persoalan tersebut sudah beres kendati pihaknya tidak merinci penerapan WFH dan sekolah daring.
"Sudah beres," kata Koster, saat mendampingi Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meninjau Pelabuhan Sanur, Denpasar, Bali, Jumat (7/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia juga menyebut untuk penerapan WFH dan sekolah daring hanya dilaksanakan di daerah Denpasar dan Kabupaten Badung, bukan di seluruh Bali. Kemudian, untuk penerapan itu hanya dilakukan dua hari.
"Bukan di seluruh Bali hanya Denpasar dan Badung saja. (Itu) dua hari," ujar Koster.
Sebagai informasi, sebelumnya Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan meminta masyarakat mengurangi aktivitas saat perhelatan Presidensi G20 di Bali pada November 2022.
Luhut pun meminta Gubernur Bali Wayan Koster menerapkan kebijakan bekerja dari rumah (WFH) dan sekolah daring selama puncak acara demi kelancaran G20.
Luhut yakin mengurangi aktivitas karyawan dan murid tidak akan menimbulkan masalah. Hal ini karena sistem bekerja dan sekolah secara daring telah dilaksanakan pada pertengahan 2020 saat virus corona memuncak.
"Pak Gubernur ini dibantu ya untuk kebijakan sekolah daring dan karyawan agar Work Form Home (WFH) . Saya kira ini tidak ada masalah karena saat Covid-19, kita juga sudah terbiasa dengan daring dan ini sangat membantu untuk penyelenggaraan KTT G20," kata Luhut dalam keterangan rilis, Selasa (4/10).