Komnas HAM: Aremania Lempar Sepatu karena Tak Berdaya Gas Air Mata
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menemukan banyak sepatu di lapangan dan area Stadion Kanjuruhan Malang usai pertandingan Arema Vs Persebaya pada Sabtu (1/10) malam lalu.
Dari penyelidikan, Komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara mengatakan pelemparan sepatu itu merupakan bentuk perlawanan para suporter, karena tidak berdaya atas aksi aparat.
"Ketidakberdayaan itu, sehingga sepatu yang dipakai," ujarnya dalam konferensi pers di Kantor Komnas HAM, Jakarta Pusat pada Rabu (12/10).
Komisioner Komnas HAM Choirul Anam mengatakan temuan pihaknya sepatu itu dilemparkan para suporter Arema FC atau Aremania karena panik ditembak gas air mata oleh aparat ke arah tribun.
"Jadi kami juga temukan banyak sepatu di lapangan jadi itu dilempar karena panik. Karena kepanikan yang terkena gas air mata itu," kata Anam.
Anam berkata kepanikan itu semakin menjadi usai aparat menembak gas air mata ke berbagai sisi, bahkan sampai ke area tribun. Sementara itu, para suporter kesulitan untuk ke luar dari stadion.
"Yang gas air mata yang memang tidak bisa keluar. Awalnya terus masuk ke tribun bahkan enggak hanya tribun bawah bahkan sampai ujung itu juga kami dapatkan," ujar Anam.
"Ya itu yang membuat panik dan enggak karu-karuan jadi ambil sepatu kemudian dilempar. Jadi, sepatu, melemparkan seperti benda itu," imbuhnya.
Sampai saat ini pemerintah mencatat ada 132 orang tewas terkait Tragedi Kanjuruhan Malang, di mana satu korban terbaru tewas setelah menjalani perawatan intensif di ICU selama 10 hari. Selain itu dari 132 korban tewas itu, dua di antaranya adalah polisi yang meninggal karena kekurangan oksigen di antara desakan penonton itu.
Atas kejadian ini, pemerintah membentuk Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) yang dipimpin Menko Polhukam Mahfud MD untuk menyelidiki dan mengusut tuntas tragedi nahas tersebut. Sementara Komnas HAM melakukan penyelidikan tersendiri.
Selain itu, kepolisian pun melakukan penyelidikan dan telah menetapkan enam tersangka. Selain itu, Mabes Polri pun telah melakukan pemeriksaan etik terhadap puluhan aparat dan telah mencopot sejumlah polisi dari jabatannya, termasuk AKBP Ferli Hidayat dari posisi Kapolres Malang.
(yla/kid)