Pernyataan Kontroversial Zulfan Lindan Sebelum Dinonaktifkan NasDem

CNN Indonesia
Kamis, 13 Okt 2022 16:28 WIB
Zulfan Lindan melontarkan sejumlah komentar yang dianggap kontroversial, salah satunya membandingkan Anies dan Jokowi. Zulfan akhirnya dicopot dari NasDem.
Politikus Partai NasDem Zulfan Lindan (Arsip FraksiPartaiNasdem.org via CNBC Indonesia)
Jakarta, CNN Indonesia --

Politikus Partai NasDem Zulfan Lindan dinonaktifkan dari jabatan Ketua Teritorial Pemenangan Pemilu Sumatera 1 yang meliputi Aceh dan Sumatera Utara (Sumut) DPP Partai NasDem beberapa hari usai mengeluarkan pernyataan bahwa bakal calon presiden (capres) Anies Baswedan merupakan antitesis dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Pernyataan itu disampaikan Zulfan dalam program Adu Perspektif bertema 'Adu Balap Deklarasi, Adu Cepat Koalisi' yang disiarkan detikcom dengan kolaborasi bersama Total Politik, Selasa (11/10).

Zulfan mengatakan NasDem mengusung Anies menjadi bakal capres karena Anies merupakan antitesis dari Joko Widodo.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya mau masuk alasan kenapa dipercepat (pengumuman Anies sebagai bakal capres), ini kan harus jelas dulu latar belakang. Jadi begini, ini sudah kita kaji dengan pendekatan filsafat dialektika, ini dengan pendekatan pendekatan filsafatnya Hegel," kata Zulfan, seperti dikutip detikcom.

Dia mengatakan ada perbedaan yang jelas antara Jokowi dan Anies. Zulfan kemudian menyebut bahwa Anies merupakan antitesis dari Jokowi.

"Pertama apa, Jokowi ini kita lihat sebagai tesa, tesis, berpikir dan kerja, tesisnya kan begitu Jokowi. Lalu kita mencari antitesa, antitesannya apa? Dari antitesa Jokowi ini yang cocok itu, Anies," kata Zulfan.

Zulfan menuturkan Anies memiliki kemampuan berpikir yang berkonsep yang dirumuskan dalam kebijakan. Dia menilai tokoh lainnya yang memiliki elektabilitas bagus seperti Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo hampir sama seperti Jokowi.

"Apa artinya, dia berpikir secara konseptualisasi kemudian itu dirumuskan dalam policy-policy. Nah kita mengharapkan dari dua ini, dari Jokowi ini, dari Anies ini sintesanya akan lebih dahsyat lagi nanti 2029, jadi harus ini karena kalau memang misalnya Ganjar, dari tesa ke tesa, nggak ada antitesa. Prabowo dari tesa ke tesa, nggak ada antitesa. (Puan) Mirip-mirip," ujarnya.

Sebelumnya, berbagai pernyataan Zulfan di panggung politik juga sempat mendapatkan sorotan tajam publik.

Ungkap Pesan Paloh ke Prabowo

Zulfan pernah meminta Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto untuk memberikan kesempatan kepada tokoh-tokoh berusia muda di Pilpres 2024 mendatang.

Menurutnya, hal tersebut menjadi pesan Surya kepada Prabowo saat bertemu di NasDem Tower, Jakarta Pusat pada 1 Juni 2022.

Dia berkata, Paloh mengingatkan Prabowo bahwa usia mereka sudah tidak muda lagi untuk berkontestasi di Pilpres 2024.

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menemui Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh di Jakarta, Rabu (1/6)Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menemui Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh di Jakarta, Rabu (1/6). Foto: CNN Indonesia/ Michael Josua

Zulfan memandang, pesan Paloh ke Prabowo itu kemudian ditangkap kader NasDem sehingga nama Prabowo tidak muncul di dalam rekomendasi nama capres yang diusulkan DPW NasDem dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) NasDem pada pertengahan Juni 2022 silam.

"Kan sebenarnya kader-kader NasDem itu menangkap Pak Surya bilang 'sudahlah Pak Prabowo,kita ini sudah tua-tua, kasih yang muda-muda lah kan gitu, itu sudah ditangkap," kata Zulfan saat menjadi pembicara dalam diskusi yang digelar Total Politik di Jakarta, 17 Juli 2022.

KPK Mau Gelar Perkara Formula E

Zulfan juga pernah mengaku menerima informasi bahwa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akan melakukan gelar perkara terkait kasus dugaan korupsi penyelenggaraan Formula E di Jakarta pada 23 September 2022.

Menurutnya, informasi itu ia terima dari hasil berbagai perbincangannya dengan sejumlah orang.

"Namanya kita obrol kiri kanan, misalnya tadi kata orang [gelar perkara kasus dugaan korupsi Formula E] tanggal 22 [September 2022], ternyata enggak, kemungkinan Jumat," kata Zulfan saat dihubungi, 22 September 2022.

Namun, ia mengaku tidak bisa memastikan apakah KPK akan benar-benar melakukan gelar perkara terkait kasus dugaan korupsi penyelenggaraan Formula E pada Jumat (23/9). Zulfan mengajak publik menunggu, apakah KPK benar melangsungkan kegiatan itu atau tidak.

"Kita enggak tahu hari Jumat ini ada enggak," ucapnya.

Sederet Kontroversi Zulfan Lindan Sebelum Dinonaktifkan dari NasDem

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER