Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengungkap oknum lurah yang menjadikan petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) sebagai staf pribadi.
Petugas PPSU itu kemudian kerap diminta mengurus rumah hingga sopir pribadi oknum lurah tersebut. Kendati begitu, Heru tak merinci soal sosok lurah yang dimaksud.
"Saya enggak ingin menyebutkan lurahnya. Yang ngadu ini PPSU-nya. Saya panggil lurah ke kantor. Jadi lurahnya itu bayangin, jadi yang ngurusin di rumahnya dua, jadi sopirnya satu, ya kurang dong," kata Heru saat memberikan pengarahan kepada seluruh kepala dinas, wali kota, hingga camat dan lurah di Taman Ismail Marzuki, Selasa (18/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Heru menegaskan petugas PPSU tak boleh dijadikan sebagai staf pribadi, lantaran terikat kontrak dengan pemerintah daerah.
"Itu tidak bisa. Untuk pelayanan nggak bisa. Kan kontraknya untuk PPSU. Kira-kira seperti itu," tegasnya.
Heru menegaskan dirinya juga akan turun langsung mengecek situasi tersebut. Ia meyakini praktik-praktik tersebut masih terjadi.
Heru juga mewanti-wanti ketika dirinya mengecek ke lokasi, para lurah ada di kantornya masing-masing. Ia berharap agar tak ada lagi lurah yang menjadikan petugas PPSU sebagai staf pribadi dan mengerjakan tugas di luar tupoksinya.
"Mudah-mudahan Bu Lurah, Pak Lurah ada. PPSU jangan jadi staf bapak. Mohon maaf jangan jadi driver, suka bawain koran, nanti kan saya keliling kelurahan termasuk sowan ke Kelurahan Duren Sawit. Pastikan ada, tidak bekerja dari rumah," jelasnya.
"PPSU kan itu dari 2016 ya. Jeleknya kalau saya jadi Pj gini. Saya tahu. Tapi bagusnya kan bapak-bapak tau saya ASN, saya nggak mungkin nyakiti hati bapak-bapak," pungkas Heru.
(dmi/isn)